Bukan Keluarga, Mengapa Empat Bocah Boyolali Ini Bisa Berakhir Dirantai di Rumah SP?

SumarniIsmail Suara.Com
Senin, 14 Juli 2025 | 15:38 WIB
Bukan Keluarga, Mengapa Empat Bocah Boyolali Ini Bisa Berakhir Dirantai di Rumah SP?
Bocah diduga mengalami penelantaran oleh lelaki berinisial SP (X)

"Mau makan adiknya karena satu bulan enggak dikasih makan nasi tapi singkong," ujar Kepala Desa Mojo, Bagus Muhammad Muksin, menirukan ucapan bocah itu.

Kepercayaan yang Dibayar dengan Rantai dan Siksaan

Pengakuan itu menuntun warga ke rumah SP, di mana pemandangan yang jauh lebih mengerikan menanti.

Tiga anak lainnya ditemukan dengan kaki terikat rantai, dipaksa tidur di luar rumah tanpa alas dan selimut. Mereka kurus, kotor, dan ketakutan.

Saat diberi makan nasi dan telur, makanan itu ludes dalam hitungan menit, menjadi bukti nyata betapa mereka kelaparan.

Pemeriksaan lebih lanjut oleh bidan desa menemukan banyak luka memar di tubuh mereka, bekas pukulan benda tumpul.

Anak-anak itu awalnya terlalu takut untuk bicara, memohon agar perbuatan SP tidak dilaporkan karena khawatir akan dianiaya lebih parah lagi.

Diduga Modus Eksploitasi, Bukan Mendidik

Rumah kediaman SP pelaku diduga penelantaran 4 anak di Boyolali didatangi pak lurah setempat (X)
Rumah kediaman SP pelaku diduga penelantaran 4 anak di Boyolali didatangi pak lurah setempat (X)

Fakta bahwa SP bukan keluarga dan berasal dari latar belakang yang tidak jelas menimbulkan kecurigaan besar.

Baca Juga: 6 Kekejian Guru Ngaji 4 Bocah Dirantai di Boyolali: Dibiarkan Kelaparan, Dijadikan Budak

Pihak desa menduga, SP menjadikan anak-anak ini sebagai alat atau modus untuk mendapatkan belas kasihan dan bantuan dari warga sekitar.

Dengan statusnya yang sering berpindah-pindah, pola eksploitasi ini diduga telah berjalan lama.

Anak-anak dari Batang telah tinggal bersamanya selama dua tahun, sementara yang dari Semarang sudah setahun menanggung derita.

Mereka datang untuk belajar, namun yang mereka dapatkan adalah rantai, lapar, dan siksaan.

SP saat ini telah diamankan oleh Polres Boyolali untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. 

Tragedi ini menjadi pengingat pahit bahwa niat baik orang tua bisa dimanfaatkan secara keji oleh predator berkedok pendidik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI