Suara.com - Penyelidikan Satgas Pangan Polri terhadap dugaan peredaran beras oplosan membuat banyak masyarakat was-was. Jangan sampai nasi yang Anda dan keluarga konsumsi setiap hari ternyata produk oplosan yang tak hanya merugikan, tetapi juga berpotensi membahayakan kesehatan.
Agar tidak tertipu beras oplosan, masyarakat diimbau untuk lebih cermat sebelum membeli.
Melansir laman ipb.ac.id, Pakar Teknologi Industri Pertanian dari IPB University, Prof. Tajuddin Bantacut, membeberkan cara mudah untuk mengenali ciri-ciri beras oplosan bahkan dengan mata telanjang.
Menurutnya, salah satu ciri paling mudah dikenali adalah dari tampilan fisiknya.
"Misalnya, beras oplosan memiliki warna yang tidak seragam," katanya.
Selain warna yang belang-belang, perhatikan juga ukuran butiran beras. Jika dalam satu kemasan terdapat butiran beras dengan ukuran yang sangat berbeda-beda, Anda patut curiga.
Ciri lainnya akan terasa setelah dimasak, di mana tekstur nasi dari beras oplosan cenderung lebih lembek dari seharusnya.
Prof Tajuddin menjelaskan, setidaknya ada tiga jenis praktik pengoplosan yang umum terjadi di pasaran.
Pertama, beras dicampur dengan bahan lain seperti jagung.
Kedua, mencampur beberapa jenis beras berbeda untuk memperbaiki rasa dan tekstur.
Baca Juga: Nasi di Piring Ternyata Beras Oplosan: DPR Murka, Rano Karno Ancam Tindak BUMD Nakal
Ketiga, yang paling berbahaya, adalah beras yang sudah rusak kemudian dipoles ulang dan dikilapkan agar tampak bagus, bahkan tak jarang dicampur zat pewarna atau pengawet.
Oleh karena itu, ia memberikan beberapa tips praktis bagi masyarakat. Pertama, selalu waspadai beras yang memiliki warna aneh atau mengeluarkan bau yang tidak wajar. Kedua, hindari membeli beras dari sumber yang tidak jelas atau tidak terpercaya.
Saat mencuci beras, perhatikan juga airnya. Jika ada benda-benda asing yang mengambang, itu bisa menjadi indikasi produk oplosan. Terakhir, untuk menjaga kualitas, Prof Tajuddin menyarankan agar beras idealnya disimpan tidak lebih dari enam bulan.