4. Rute Penyelundupan Lintas Negara: Jabar-Jakarta-Pontianak-Singapura
Untuk mengelabui aparat, sindikat ini menggunakan rute penyelundupan yang terencana. Bayi-bayi yang mayoritas berasal dari Jawa Barat tidak langsung dikirim ke Singapura.
Mereka lebih dulu dibawa ke tempat penampungan di Bandung, lalu dipindahkan ke Jakarta, kemudian diterbangkan ke Pontianak, Kalimantan Barat, sebagai titik transit terakhir sebelum menyeberang ke negara tujuan, Singapura.
5. Berawal dari Satu Laporan Penculikan Anak
Terbongkarnya jaringan raksasa ini berawal dari sebuah laporan yang tampak sederhana: laporan penculikan anak di wilayah Bandung.
Dari satu laporan inilah, tim Ditreskrimum Polda Jabar mulai menarik benang merah, yang ternyata terhubung ke sebuah gulungan kasus yang jauh lebih besar dan lebih terorganisir dari yang pernah dibayangkan.
"Kasus ini berawal dari laporan salah satu orang tua di mana ada penculikan anak," kata Surawan.
6. Aksi Penyelamatan Dramatis: 6 Bayi Berhasil Diamankan
Di tengah kengerian ini, ada secercah harapan. Polisi berhasil bertindak cepat dan menyelamatkan enam bayi yang sudah siap untuk "dikirim".
Baca Juga: Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia Masih Tinggi, Jauh dari Target SDGs
Lima bayi berhasil diamankan di Pontianak, yang merupakan gerbang terakhir sebelum ke Singapura, dan satu bayi lainnya diamankan di Tangerang.
"Seluruh bayi tersebut saat ini berada di bawah penanganan Polda Jabar," kata Kombes Hendra Rochmawan, Kabid Humas Polda Jabar.
7. Perburuan Lintas Negara: Polda Jabar Gandeng Interpol
Kasus ini tidak akan berhenti di 12 tersangka. Polda Jabar menyadari bahwa jaringan ini bersifat internasional.
Untuk menelusuri korban-korban lain yang mungkin sudah berada di Singapura dan membongkar jaringan pembeli di sana, mereka akan bekerja sama dengan Kepolisian Internasional (Interpol).
"Saat ini kita masih pengembangan terkait dengan bayi-bayi yang ada di Singapura. Nanti kita akan bekerja bersama dengan Interpol,” tegas Surawan.