Penasihat Kapolri Sebut Ada Kemungkinan Blunder Fatal dalam Penyelidikan Kasus Diplomat Arya

Wakos Reza Gautama Suara.Com
Rabu, 16 Juli 2025 | 20:19 WIB
Penasihat Kapolri Sebut Ada Kemungkinan Blunder Fatal dalam Penyelidikan Kasus Diplomat Arya
Penasihat ahli Kapolri, Aryanto Sutadi, menganalisa kasus kematian diplomat Arya Daru Pangayunan. [Youtube tvOneNews]

Suara.com - Di tengah simpang siur informasi dan spekulasi liar, kritik paling tajam terhadap penanganan kasus kematian diplomat muda, Arya Daru Pangayunan, datang dari "dapur" kepolisian sendiri.

Penasihat Ahli Kapolri Irjen (Purn) Aryanto Sutadi memberikan analisis yang mengarah pada satu kesimpulan mengerikan: penyelidikan ini terancam 'blunder fatal' jika tidak kembali ke dasar paling fundamental.

Potensi Blunder #1: Visum Luar yang "Sangat Konyol"

Dengan pengalaman puluhan tahun di dunia reserse, Aryanto Sutadi tanpa tedeng aling-aling menyebut bahwa jika penanganan awal jasad Arya Daru hanya sebatas visum luar, maka itu adalah sebuah langkah yang keliru secara fundamental.

"Kalau sudah kayak gini ini cuma dilihat visum luar itu sangat sangat konyol itu menurut saya," tegas Aryanto dikutip dari Youtubr tvOneNews.

Ia menjelaskan, visum luar hanya akan melihat apa yang tampak di permukaan. Sementara kunci untuk mengetahui sebab pasti kematian tersembunyi di dalam tubuh korban. Inilah yang hanya bisa diungkap melalui autopsi menyeluruh.

"Itulah makanya kemarin saya kaget loh kok ada saran untuk ekshumasi, apakah kemarin tidak diautopsi? Itu yang saya tidak tahu ya," ujarnya, menyiratkan kebingungan seorang profesional melihat prosedur yang janggal.

Kunci yang Hilang: Sebab Pasti Kematian

Aryanto menekankan bahwa dalam kasus penemuan mayat, titik awal pengungkapan kasus adalah mengetahui secara pasti mengapa korban meninggal. Tanpa jawaban ilmiah atas pertanyaan ini, semua teori lain hanyalah spekulasi.

Baca Juga: Ahli Digital Forensik Temukan Pola Aneh di Kasus Arya Daru, Mirip Jessica Wongso dan Dante

"Temuan dalam tubuh korban itu jadi fundamental... kalau yang namanya penemuan mayat itu, Pak ya kunci terbukanya itu adalah kenapa orang itu mati. Harus ada keterangan itu baru yang lain-lain siapa yang membunuh," ujarnya.

Ia mengkhawatirkan kecepatan proses pemulangan jenazah Arya Daru mengindikasikan bahwa autopsi mendalam tidak sempat dilakukan.

"Dugaan saya ini ya kalau lihat kecepatannya (memulangkan jenazah Arya) kayak gitu itu kelihatannya tidak sempat terautopsi hanya di visum saja, visum luar saja itu. jadi itu yang membuat sampai sekarang menurut saya itu jadi jadi lama itu," analisisnya.

Jika kekhawatiran ini benar, maka ini adalah blunder yang membuat kasus ini jalan di tempat.

"Dan kalau seandainya tidak diautopsi atau tidak eksumasi, enggak akan ketemu sebab ini. kita hanya kira-kira saja," tandasnya.

CCTV dan Bukti Lain Menjadi Tidak Relevan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI