Suara.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat mengambil langkah tegas untuk mengubah wajah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti yang selama ini identik dengan kekumuhan.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengumumkan rencana pembongkaran sekitar 150 bangunan liar di kawasan tersebut, diiringi dengan solusi kompensasi dan penawaran pekerjaan bagi warga terdampak.
Langkah ini diambil bukan hanya untuk penataan fisik, tetapi juga didasari oleh alasan kemanusiaan yang mendalam setelah ditemukan kondisi yang memprihatinkan di lokasi.
Di balik keputusan tegas untuk menertibkan kawasan TPA Sarimukti, Gubernur Dedi Mulyadi mengungkapkan temuan yang sangat mengkhawatirkan.
Menurutnya, banyak warga yang tinggal di bangunan liar tersebut terpaksa bertahan hidup dengan cara yang jauh dari kata layak.
"Karena ditemukan mereka makan beras dan daging ayam dari sampah. Ini sangat tidak manusiawi," kata Dedi Mulyadi dilansir dari Antara.
Temuan inilah yang menjadi pemicu utama Pemprov Jabar untuk segera bertindak. Dedi menekankan bahwa TPA tidak seharusnya menjadi simbol kemiskinan dan kondisi hidup yang buruk. Ia berambisi mengubah citra tersebut dengan menata kawasan secara menyeluruh.
"TPA tidak harus identik dengan kekumuhan. Sampahnya diurus, lalu kawasannya juga ditata," ujar Dedi dalam keterangan resminya.
Pemprov Jabar tidak hanya melakukan pembongkaran, tetapi juga telah menyiapkan skema solusi yang komprehensif bagi warga yang bangunannya akan ditertibkan.
Baca Juga: Bukan Pramono Anung, Ketua RT Gen Z Ini Justru Terinspirasi Dedi Mulyadi
Berikut adalah rincian solusi yang ditawarkan:
- Setiap keluarga yang rumahnya dibongkar akan menerima kompensasi senilai Rp150 juta. Dana ini diharapkan dapat digunakan warga untuk pindah dan membangun kehidupan baru di tempat yang lebih layak di perkampungan sekitar Sarimukti.
- Bagi warga yang masih ingin mencari nafkah di area TPA Sarimukti, Pemprov akan membuka kesempatan kerja. Mereka akan direkrut sebagai petugas kebersihan jalan di sekitar TPA.
- Calon pekerja tidak langsung diangkat, melainkan akan melalui masa uji coba terlebih dahulu.
"Akan kita tes dulu selama tiga bulan. Jika mereka bekerja dengan baik dan konsisten, akan kita rekrut menjadi tenaga kebersihan resmi," jelas Dedi.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat, Ai Saadiyah Dwidaningsih, menegaskan bahwa langkah ini adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk mereformasi sistem pengelolaan sampah di Jawa Barat. Penataan TPA Sarimukti dipandang sebagai titik krusial yang menyentuh berbagai aspek.
"TPA Sarimukti merupakan salah satu titik krusial dalam sistem pengelolaan sampah regional. Penataan ulang kawasan ini tidak hanya menyangkut teknis operasional, tapi juga menyentuh aspek sosial dan lingkungan," kata Ai Saadiyah.
Proses penertiban ini akan segera dimulai dengan pengerahan alat berat untuk mempercepat pembongkaran. Operasi ini merupakan upaya terpadu yang melibatkan berbagai instansi, menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani masalah ini. Ai Saadiyah merinci kekuatan yang dikerahkan:
"Penataan TPA Sarimukti melibatkan berbagai unsur teknis. Dari DLH melalui UPTD Pengelolaan Sampah TPA Regional (PSTR), dikerahkan 10 personel, 1 unit ekskavator, dan 1 dump truck. Sedangkan dari UPTD III DBMPR diturunkan 43 personel, 1 alat berat, dan 2 dump truck. Penertiban juga didukung 20 personel Satpol PP Kabupaten Bandung Barat," ujarnya.