Setengah Juta Lapangan Kerja Baru di Desa? Koperasi Merah Putih Jadi Kunci

Selasa, 22 Juli 2025 | 13:38 WIB
Setengah Juta Lapangan Kerja Baru di Desa? Koperasi Merah Putih Jadi Kunci
Presiden Prabowo Subianto saat peluncuran kelembagaan 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di Klaten, Jawa Tengah, Senin (21/7/2025). [Suara.com/Novian]

Suara.com - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto akhirnya meresmikan operasional Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.

Keberadaan koperasi tersebut diproyeksikan untuk memotong jalur tengkulak dan membuka hampir setengah juta lapangan kerja baru di seluruh pelosok Indonesia.

Tenaga Ahli Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Fithra Faisal, menjelaskan bahwa Kopdes Merah Putih adalah realisasi konkret dari Asta Cita Presiden Prabowo, yang menempatkan kemandirian dan pemerataan ekonomi sebagai fondasi kemerdekaan sejati bangsa.

"Presiden konsisten. Program-programnya sejalan dengan Asta Cita, membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan," kata Fithra melalui keterangan tertulis, Selasa (22/7/2025).

Menurut Fithra, Kopdes Merah Putih bukan sekadar badan usaha biasa.

Program ini dirancang sebagai motor penggerak ekonomi inklusif yang filosofinya sejalan dengan konsep development as freedom (pembangunan sebagai kebebasan) dari ekonom peraih Nobel, Amartya Sen.

Konsep ini menekankan bahwa pembangunan sejati adalah tentang memperluas kebebasan nyata yang dinikmati masyarakat, bukan hanya mengejar angka pertumbuhan ekonomi.

Kebebasan ini mencakup terbebas dari kemiskinan, kelaparan, dan keterbatasan dalam mencapai tujuan hidup.

Dengan pendekatan ini, pembangunan tidak lagi bersifat top-down (dari atas ke bawah), melainkan bottom-up (dari bawah ke atas), di mana masyarakat menjadi aktor utama.

Baca Juga: Hantu Korupsi Era Orba Bangkit? Proyek Koperasi Merah Putih Berpotensi Jadi Bancakan Rp4,8 Triliun!

"Makanya, itu jadi ekonomi yang inklusif dan ekonomi yang merdeka tadi," ujar Fithra.

Fithra menyoroti masalah klasik yang selama ini menjerat petani dan nelayan, yakni rendahnya nilai tukar produk mereka akibat tekanan untuk menjual hasil panen atau tangkapan secepatnya.

“Kalau kita lihat realitas sehari-hari, khususnya petani, nilai tukar mereka sangat rendah. Kenapa? Karena saat panen, mereka terpaksa langsung menjual hasilnya. Kalau tidak segera dijual, akan busuk. Akibatnya, pendapatan rendah dan produktivitas tidak optimal,” ujar Fithra.

Di sinilah Kopdes Merah Putih berperan strategis.

Koperasi ini akan menyediakan infrastruktur krusial seperti gudang penyimpanan, cold storage untuk hasil laut, dan fasilitas logistik modern.

Dengan fasilitas ini, petani dan nelayan dapat menyimpan produk mereka lebih lama untuk dijual saat harga lebih baik, sehingga meningkatkan nilai tambah secara signifikan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI