Suara.com - Sebuah tragedi medis yang memilukan kini tengah diselidiki secara besar-besaran di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Seorang bayi bernama Arumi terpaksa kehilangan tangan kanannya melalui amputasi setelah menjalani perawatan untuk demam biasa. Kini, sebanyak 89 tenaga kesehatan (nakes), termasuk dokter dan perawat, harus menjalani 'persidangan' oleh Majelis Disiplin Profesi (MDP).
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bima, Ashadi, mengonfirmasi bahwa puluhan nakes tersebut tengah diperiksa secara maraton.
"Total yang diperiksa MDP sebanyak 89 orang. Mereka terdiri atas pihak teradu (terlapor) maupun saksi," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan Kabupaten Bima, Ashadi dalam pernyataan yang diterima di Mataram, dilansir Antara, Rabu (23/7/2025).
Para nakes yang 'disidang' ini berasal dari tiga fasilitas kesehatan yang sempat menangani Arumi, mulai dari Puskesmas Bolo, Rumah Sakit Sondosia, hingga RSUD Bima. Pemeriksaan dilakukan secara tertutup untuk mendalami dugaan adanya malapraktik.
"Nanti ada lanjutan proses sidang di RSUD Provinsi NTB di Mataram," katanya.
Tak hanya diselidiki secara etik, kasus ini juga telah masuk ke ranah kepolisian. Kepala Satreskrim Polres Bima, AKP Abdul Malik, menyatakan pihaknya tengah menelusuri dugaan pelanggaran Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam penanganan medis terhadap Arumi.
Menurut Malik, jika hasil penyelidikan dan temuan dari MDP mengarah pada tindak pidana, kasus ini bisa naik ke tahap penyidikan.
"Hasilnya nanti akan menentukan naik atau tidaknya kasus ini ke tahap penyidikan," ujar Malik.
Kisah tragis ini bermula saat Arumi mengalami demam dan dibawa keluarganya ke Puskesmas Bolo pada 17 Juni 2025. Pihak puskesmas kemudian memasang infus di tangan kanan sang bayi. Namun, beberapa hari kemudian, kondisi Arumi justru memburuk. Tangannya membengkak dan menghitam.
Arumi kemudian dirujuk dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain, namun kondisinya tak kunjung membaik. Akhirnya, tim medis mengambil keputusan pahit untuk mengamputasi tangan kanan Arumi demi menyelamatkan nyawanya.