Suara.com - Indonesia kehilangan salah satu ekonom dan politisi seniornya, Kwik Kian Gie, yang berpulang pada usia 90 tahun. Sosoknya dikenang tak hanya sebagai menteri kepercayaan Megawati Soekarnoputri dan kader tulen PDI Perjuangan.
Sepanjang perjalanan politiknya, Kwik Kian Gie bisa dibilang jadi 'Banteng' yang berani mengambil langkah mengejutkan dengan menjadi penasihat bagi lawan politik partainya, Prabowo Subianto.
Kiprah politik Kwik Kian Gie dimulai saat ia kembali ke Tanah Air dan bergabung dengan PDI (yang kemudian menjadi PDIP) pada tahun 1987.
Loyalitas dan kepakarannya di bidang ekonomi membuatnya melesat di internal partai. Saat Megawati Soekarnoputri memimpin, Kwik didapuk menduduki jabatan strategis sebagai Ketua DPP merangkap Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), posisi yang sering disebut sebagai 'dapur pemikiran' partai.
Kariernya di pemerintahan pun cemerlang di bawah bendera PDIP. Sebagai kader PDI Perjuangan, KKG pernah menjadi Wakil Ketua MPR RI, Menko EKUIN, Anggota Komisi IX DPR RI dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas.
Atas seluruh pengabdiannya, negara menganugerahinya penghargaan Bintang Mahaputra Adipradana.
Namun, jalan politik Kwik yang lurus sebagai kader partai mengambil tikungan tajam yang mengejutkan publik pada Pemilihan Presiden 2019.
Di saat PDIP mengusung pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin, Kwik justru memilih untuk merapat ke barisan oposisi. Ia secara terbuka menerima pinangan untuk menjadi penasihat ekonomi bagi pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Langkah ini dikonfirmasi langsung oleh Prabowo saat itu, yang menyebut Kwik bersedia bergabung meski statusnya adalah fungsionaris PDIP.
Baca Juga: Kwik Kian Gie Wafat, Mahfud MD: Patah Tumbuh, Hilang Berganti, Semoga Muncul Generasi Sebaik Beliau
Kwik sendiri meluruskan bahwa keputusannya murni didasari hubungan personal dan profesional, bukan sebuah pembelotan politik.
Kendati demikian, Kwik menyebut langkah tersebut diambilnya atas dasar pertemanan dengan Prabowo. Kwik hanya menyetujui untuk menjadi penasihat untuk Prabowo Subianto, bukan untuk partai atau koalisi.
Sikapnya yang berani berbeda dan berdiri di atas prinsipnya sendiri kini dikenang oleh banyak pihak, termasuk oleh Sandiaga Uno.
Dalam unggahan media sosialnya, Sandiaga mengenang Kwik sebagai sosok yang tak kenal lelah berkontribusi untuk negara, melampaui sekat-sekat politik.
"Selamat jalan, Pak Kwik Kian Gie. Ekonom, pendidik, nasionalis sejati. Mentor yang tak pernah lelah memperjuangkan kebenaran. Yang berdiri tegak di tengah badai, demi kepentingan rakyat dan negeri. Indonesia berduka," ujar Sandi dalam unggahannya.