Suara.com - Indonesia lagi-lagi kehilangan sosok tokoh penting, ekonom senior sekaligus mantan Mantan Menteri Koordinator Ekonomi di era Presiden Gus Dur, Kwik Kian Gie meninggal dunia di Jakarta pada Senin (28/7/2025).
Dunia ekonomi dan politik Indonesia mengenal Kwik Kian Gie sebagai sosok yang tak kenal takut. Dengan analisis tajam dan kritik pedas yang konsisten, ia menjadi salah satu suara paling berpengaruh dalam kebijakan publik selama puluhan tahun.
Kepergiannya meninggalkan warisan pemikiran yang tak ternilai, sekaligus membangkitkan kembali rasa ingin tahu publik tentang sisi lain dari sang ekonom.
Apa yang menjadi kompas moral dan prinsip hidup yang membimbing langkah-langkahnya? Apa agama Kwik Kian Gie?
Di tengah sorotan publik terhadap karier politik dan pemikiran ekonominya, kehidupan pribadi Kwik Kian Gie, termasuk soal keyakinan, jarang sekali mengemuka.
Banyak profil resmi yang hanya berfokus pada jejak kariernya yang cemerlang. Namun, dengan menggali lebih dalam, kita dapat menemukan kepingan informasi yang membantu melukiskan potret utuhnya.
Artikel ini akan mengupas sisi pribadi tersebut, khususnya mengenai agama Kwik Kian Gie, dan mencoba menarik benang merah antara keyakinannya dengan sikap hidupnya yang dikenal luas.
Agama Kwik Kian Gie
Banyak artikel yang membahas seputar profil Kwik Kian Gie di laman pemerintahan atau media massa namun tidak mencantumkan informasi mengenai agamanya.
Secara tak langsung, hal ini menunjukkan bahwa Kwik Kian Gie adalah sosok yang tidak menonjolkan identitas pribadinya dalam panggung politik nasional.
Baca Juga: Memoar Kwik Kian Gie di Mata Mahfud MD: Tokoh Cerdas dan Lurus Telah Wafat
Fokusnya selalu pada substansi: kebijakan, data, dan keberpihakan pada kepentingan rakyat.
Namun, sebuah arsip lawas terkait profil Kwik Kian Gie disebutkan dengan detil dan jelas tentang sosok ekonom senior ini.
Tercatat bahwa agama yang dianut oleh Kwik Kian Gie adalah Konghucu. Informasi ini menjadi kunci untuk memahami kerangka filosofis yang mungkin membentuk pandangan dunianya.
Kwik Kian Gie lahir pada 11 Januari 1935 di Juwana (Pati), sebuah kota kecil yang memiliki komunitas Tionghoa cukup kental.
Sementara Kong Hu Chu, atau Konfusianisme, sering dipahami bukan sekadar sebagai agama, melainkan juga sebagai sistem etika dan filsafat sosial.
Ajarannya menekankan pada moralitas pribadi dan pemerintahan, kebenaran, keadilan, serta pentingnya hubungan sosial yang harmonis.