Suara.com - Tabir misteri yang menyelimuti kasus pembunuhan keji terhadap seorang diplomat muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan (39), akhirnya tersingkap sepenuhnya. Arya Daru Pangayunan bunuh diri.
"Dari hasil serangkaian penyelidikan saksi-saksi, barang bukti, serta didukung investigasi ilmiah, keterangan para ahli, kami menyimpulan Arya Daru Pangayunan meninggal tanpa ada keterlibatan pihak lain," kata Kombes Wira Satya Triputra, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya dalam konferensi pers, Selasa (29/7/2025).
------------------------
CATATAN REDAKSI: Berita ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan hal serupa. Jika Anda atau teman Anda menunjukkan adanya gejala depresi yang mengarah ke bunuh diri, silakan menghubungi psikolog atau layanan kejiwaan terdekat. Anda juga bisa menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes di 1500-567.
------------------------
Dia mengatakan, yang patut diluruskan adalah, kedua tangan Arya Daru tidak terikat saat ditemukan meninggal dunia.
"Ini untuk meluruskan pemberitaan awal, bahwa kedua tangan korban tidak terikat. Kami juga memeriksa kunci pintu kamar adalah dari dalam. Lalu plafon juga tidak ada yang rusak."
Sementara pintu gerbang indekos memakai sistem elektronik. "Sedangkan kunci masternya dipegang oleh pemilik kos."
Selain itu, kata dia, berdasarkan penelitian digital, tidak ditemukan ancaman kekerasan psikologis maupun fisik terhadap Arya Daru Pangayunan.
Baca Juga: Diplomat Muda Kemenlu Tewas: Lakban Kuning dan Kondom Jadi Bukti Kunci? Polda Metro Ungkap Fakta
Polisi juga mengungkap, berdasarkan pemeriksaan ponsel Arya Daru, ditemukan sejumlah surat elektronik atau email kepada salah satu lembaga pertolongan untuk orang-orang yang depresi.
"Dalam email itu ada penjelasan dari pengirim (Arya Daru) soal ada keinginan untuk bunuh diri. Itu tahun 2013 dan tahun 2021," kata jajaran Polda Metro Jaya dalam konferensi pers.
Sementara Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (APSIFOR) yang menjadi mitra Polda Metro Jaya untuk kasus ini juga mengatakan, berdasarkan hasil penelitian mereka, Arya Daru mempunyai kesulitan untuk meluapkan energi negatif yang dirasakan.
Masa-masa akhir Arya Daru sebagai diplomat, ia bertugas melakukan penyelamatan terhadap WNI yang terjebak masalah di luar negeri.
"Tugas ini memerlukan empati tinggi dari Arya Daru. Tentunya, ada paparan kondisi psikologis, sehingga sulit mengatasi dinamika diri negatif. Ini mempengaruhi pengambilan proses pengakhiran hidupnya."
Arya Daru Pangayunan (39), ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di kamar kosnya di kawasan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 8 Juli 2025.