Bagi sebagian orang, hilangnya ponsel menandakan potensi penghilangan bukti.
Sejumlah pihak terdekat Arya juga menyuarakan kejanggalan. Salah satunya adalah teman lama bernama Sodirin, yang terang-terangan mengatakan tidak percaya Arya bunuh diri.
Pernyataan tersebut, meskipun belum disertai argumen rinci, semakin membentuk opini publik bahwa ada sesuatu yang disembunyikan atau belum diungkap secara menyeluruh oleh pihak berwenang.
Faktor lain yang mengundang spekulasi adalah perilaku Arya menjelang kematiannya.
Almarhum sempat melakukan perjalanan ke luar negeri, berbelanja perlengkapan dinas di Helsinki, dan meninggalkan tas di rooftop kantor Kemlu.
Tak hanya itu, ditemukan pula memar pada jasad Arya yang diklaim polisi berasal dari tekanan lakban, namun masih menimbulkan tanya bagi sebagian masyarakat.
Kondisi sosial yang semakin terbuka terhadap isu kesehatan mental juga berpengaruh terhadap interpretasi masyarakat.
Beberapa netizen menyuarakan bahwa mengakses layanan bantuan psikologis tidak serta-merta berarti seseorang akan bunuh diri.
Mereka menilai, justru langkah tersebut adalah bentuk kesadaran dan upaya bertahan, bukan menyerah.
Baca Juga: Bukan Sekadar Buku, Inikah Kode & Wasiat Sunyi di 'Diplomat Pertama' Arya Daru?
"Mengakses bantuan kesehatan mental kok langsung disimpulkan sebagai upaya bunuh diri? Itu justru tandanya dia selangkah lebih maju dibanding orang-orang yang kalau ada masalah malah dipendam," bunyi salah satu komentar yang viral di media sosial.
Komentar lainnya menyoroti prosedur kematian Arya Daru yang dianggap janggal.
"Mana mungkin ada orang bunuh diri dengan cara melakban wajahnya? Kenapa bukan metode lain yang lebih umum?" tambah netizen lain.
Terlepas dari kontroversi penyebab kematiannya, Arya Daru dikenal sebagai seorang diplomat muda yang berdedikasi dan memiliki rekam jejak yang baik di Kemlu.
Dalam tugasnya, dia seringkali terlibat dalam misi-misi penting, termasuk isu-isu konsuler dan perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI).
Arya Daru meninggalkan seorang istri bernama Meta Ayu Puspitantri dan dua orang anak.