Susno Duadji: HP Arya Daru yang Hilang Bukan Halangan untuk Mengungkap Kasus Ini

Wakos Reza Gautama Suara.Com
Rabu, 30 Juli 2025 | 11:47 WIB
Susno Duadji: HP Arya Daru yang Hilang Bukan Halangan untuk Mengungkap Kasus Ini
Mantan Kabareskrim Susno Duadji menyebut HP Arya Daru yang hilang bukan halangan untuk mengungkap kasus kematian sang diplomat. [suara.com/alfian winanto]

Suara.com - Di tengah spekulasi liar dan keraguan yang terus bergulir, misteri hilangnya ponsel milik almarhum diplomat Arya Daru Pangayunan menjadi salah satu jangkar utama ketidakpercayaan publik dan keluarga.

Namun, Mantan Kabareskrim Polri, Komjen (Purn) Susno Duadji, memiliki pendapat lain. Hilangnya satu ponsel itu tak lebih dari sebutir debu di tengah gunungan bukti yang telah dimiliki penyidik.

Dengan pengalaman segudang di dunia reserse, Susno dengan tenang mematahkan anggapan bahwa ponsel yang hilang menjadi penghalang utama investigasi.

Baginya, jejak digital yang ditinggalkan almarhum di perangkat lain sudah lebih dari cukup untuk melukiskan gambaran utuh tragedi tersebut.

"HP korban yang belum ditemukan suatu halangan untuk mengungkap kasus ini ya. Nomor HP-nya kan ada. Kemudian HP yang ada juga kan, ada HP lain, ada laptop gitu yang terungkap semua di situ," tegas Susno dikutip dari Youtube Kompas TV.

Ia bahkan mengklaim bahwa data yang berhasil diekstrak bukan sekadar data biasa. Rangkaian peristiwa yang dialami Arya Daru sesaat sebelum kematiannya terekam dengan sangat detail, menjawab pertanyaan-pertanyaan kunci yang selama ini menggantung di benak publik.

"Terungkap semua, jelas, transparan, bahkan perjalanan daripada ADP ini dari menit ke menit gitu terekam semua gitu," ungkapnya.

Susno lantas melontarkan serangkaian pertanyaan retoris yang menyiratkan bahwa jawabannya telah ada di tangan penyidik. "Mengapa dia naik ke situ? Mengapa dia meninggalkan barang itu ditata rapi di atas gitu? Kenapa dia tuh naik rooftop?"

Lebih mengejutkan lagi, jejak perjalanan fisik hingga komunikasi paling personal pun tak luput dari pantauan digital.

Baca Juga: Keluarga Yakin Arya Daru Tidak Bunuh Diri, Susno Duadji: Ini Masalah Hukum bukan Perasaan

"Kemudian dari perjalanan dari Kementerian Luar Negeri sampai ke kos-kosannya naik taksi apa, pakai apa dia nyetopnya, masuknya pakai apa, ada semua percakapan terakhir dengan istrinya pun ada gitu. Apa perlu dipublikasikan itu?" tantang Susno, mengisyaratkan adanya informasi sensitif yang sengaja disimpan demi menjaga perasaan keluarga.

Dari jejak digital, Susno beralih ke bukti forensik yang tak kalah telak. Hasil autopsi menjadi pilar utama kesimpulan penyidik.

"Sehingga tadi disampaikan bahwa penyebab kematian adalah karena masalah pernapasan ya, artinya kurang oksigen yang masuk karena gangguan pernapasan. Nah, kemudian di dalam alat bukti yang lain berupa alat bukti forensik ya atau dari pemeriksaan ini tidak ditemukan adanya pihak lain yang menyebabkan gangguan pernapasan itu atau kurang oksigen itu berarti tindak pidana tidak ada," jelas dia.

Logika inilah yang menuntun pada satu kesimpulan yang sulit diterima namun tak terbantahkan secara ilmiah.

"Kalau tindak pidana tidak ada dia meninggal itu bahasa halus daripada bunuh diri gitu kan. Meninggal karena dirinya sendiri," kata Susno.

Untuk memperkuat argumennya, Susno membeberkan hasil penyisiran Tim Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang nihil temuan mencurigakan. Pemeriksaan DNA, yang disebutnya sebagai standar tertinggi, tidak menemukan jejak orang lain.

"Karena di TKP tidak ada tanda-tanda bahwa orang lain yang ada di situ sampai pemeriksaan DNA.DNA itu sudah pemeriksaan yang sangat teliti ya. Kalau ada rambut orang lain saja di situ misalnya ketemu rambut dan sebagainya diperiksa, itu rambut orang lain bisa ketahuan gitu," kata dia.

Semua pintu kemungkinan adanya keterlibatan pihak ketiga seolah tertutup rapat. "Artinya dari segi sidik jari tidak ditemukan. Dari segi CCTV tidak ditemukan. Kemudian berarti dari pintu masuk juga sulit orang masuk dan tidak ada kerusakan."

Susno menegaskan bahwa alasan Polri tidak membuka semua kartu ke publik adalah murni karena pertimbangan etis.

"Memang PORI tidak menguraikan secara lengkap sekali kepada publik. mengapa tidak lengkap sekali? karena mungkin menjaga gitu nama baik keluarga gitu, menjaga perasaan keluarga dan sebagainya," ujar Susno. Ia kembali merangkum kekuatan bukti yang dimiliki penyidik.

"Polisi sudah menemukan alat bukti yang sangat lengkap gitu ya. Sangat lengkapnya apa? Dari CCTV, pembicaraan telepon, kemudian dari laptop, kemudian dari email, kemudian dari saksi-saksi, kemudian hasil laboratorium gitu kan. Kemudian dari visum luar dan sidik jari bahwa tidak ada tindak pidana yang dilakukan melainkan penyebab meninggalnya adalah karena gangguan pada napas atau oksigen," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI