Burnout Renggut Nyawa Diplomat Muda: DPR Desak Kemenlu Benahi Dukungan Kesehatan Mental!

Rabu, 30 Juli 2025 | 15:04 WIB
Burnout Renggut Nyawa Diplomat Muda: DPR Desak Kemenlu Benahi Dukungan Kesehatan Mental!
Wakil Ketua Komisi I DPR dari Partai Golkar, Dave Akbarshah Fikarno Laksono. [Antara]

Suara.com - Kematian tragis diplomat muda Arya Daru Pangayunan yang disimpulkan akibat burnout menjadi alarm keras bagi Dewan Perwakilan Rakyat. Komisi I DPR RI kini bersiap memanggil Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk membahas masalah beban kerja dan minimnya dukungan kesehatan mental yang diduga menjadi penyebab bagi para abdi negara di garda terdepan.

Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dave Akbarshah Fikarno Laksono menegaskan bahwa temuan yang mengarah pada masalah kesehatan mental tidak bisa dianggap remeh dan harus menjadi titik balik bagi perbaikan sistem di Kemenlu.

"Terkait temuan Apsifor yang menyebut burnout sebagai penyebab kematian, Komisi I DPR RI menanggapi ini dengan sangat serius," kata Dave kepada wartawan, Rabu (30/7/2025).

Dave menyoroti bahwa di balik citra mentereng, kehidupan seorang diplomat penuh dengan tekanan tinggi yang jarang terlihat oleh publik. Beban tugas yang berat, dinamika politik internasional yang tak menentu, hingga tuntutan administratif yang ketat menjadi makanan sehari-hari.

Tragedi yang menimpa Arya, menurutnya, adalah sinyal bahaya bahwa sistem yang ada saat ini mungkin telah gagal melindungi aset terbaiknya.

"Jika benar burnout berkontribusi pada kondisi fatal, maka ini menandakan bahwa sistem pendukung dan pengelolaan sumber daya manusia perlu dievaluasi lebih dalam," tegas Dave.

Perbaikan Sistemik

Untuk itu, Komisi I DPR tidak akan tinggal diam. Dave menyatakan pihaknya akan segera menjadwalkan pemanggilan resmi terhadap Kemenlu untuk meminta pertanggungjawaban dan mencari solusi konkret.

"Dalam waktu dekat, Komisi I berencana memanggil perwakilan Kemlu untuk mendapatkan keterangan resmi seputar mekanisme penugasan, rotasi, serta program dukungan kesehatan mental bagi para diplomat," jelasnya.

Baca Juga: SUARA LIVE: Keluarga Arya Daru Tak Terima Rilis Polisi, Fans Uma Musume Protes Soal Pacuan Kuda

Namun, ia menekankan bahwa tujuan pemanggilan ini bukanlah untuk mencari-cari kesalahan individu atau menjadikan seseorang sebagai kambing hitam. Tujuannya jauh lebih besar dari itu.

"Tujuannya bukan mencari kesalahan individu, melainkan merumuskan rekomendasi perbaikan sistemik agar keseimbangan antara profesionalisme dan kesejahteraan pegawai senantiasa terjaga," kata politisi Golkar tersebut.

Komisi I berharap tragedi ini menjadi yang terakhir. Pengabdian luar biasa para diplomat harus dibayar dengan lingkungan kerja yang sehat, bukan dengan nyawa.

"Semoga kejadian serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang, di mana lingkungan kerja memberikan ruang bagi diplomat-diplomat kita untuk bertugas secara optimal dalam kondisi yang sehat dan terjaga," pungkasnya.

CATATAN REDAKSI:

Berita ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan hal serupa. Jika Anda atau teman Anda menunjukkan adanya gejala depresi yang mengarah ke bunuh diri, silakan menghubungi psikolog atau layanan kejiwaan terdekat. Anda juga bisa menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes di 1500-567.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI