Lagi Hype, Ini 3 Kontroversi Game Upin Ipin Universe yang Bikin Gamer Berdebat

Eko Faizin Suara.Com
Kamis, 31 Juli 2025 | 15:26 WIB
Lagi Hype, Ini 3 Kontroversi Game Upin Ipin Universe yang Bikin Gamer Berdebat
Lagi Hype, Ini 3 Kontroversi Game Upin Ipin Universe yang Bikin Gamer Berdebat [YouTube Windah Basudara]

Suara.com - Dunia maya, khususnya di Indonesia dan Malaysia, mendadak heboh dengan kemunculan game yang sudah lama dinanti-nantikan yakni game Upin Ipin.

Antusiasme langsung meledak. Bagi generasi milenial dan anak muda yang tumbuh besar dengan serial animasinya, prospek untuk bisa menjelajahi Kampung Durian Runtuh dalam format open-world adalah mimpi yang jadi kenyataan.

Namun, di balik gelombang euforia tersebut, muncul sederet kontroversi dan perdebatan sengit yang membayangi proyek ambisius dari Les' Copaque Production ini.

Bukan sekadar pujian, kritik dan tudingan pun ramai dilayangkan oleh para gamer. Sebenarnya, apa saja kontroversi yang menyelimuti game Upin Ipin Universe ini?

1. Tuduhan Plagiat dan Julukan "GTA Versi Malaysia"

Kontroversi terbesar yang paling santer dibicarakan adalah tudingan plagiarisme, atau setidaknya "meniru terlalu mirip" game legendaris, Grand Theft Auto (GTA).

Julukan "GTA versi Upin dan Ipin" atau "GTA versi Malaysia" langsung melekat begitu trailer gameplay-nya dirilis.

Para gamer menyoroti beberapa kemiripan yang dinilai terlalu mencolok:

Mini-map: Desain peta kecil berbentuk lingkaran di pojok kiri bawah layar dianggap sangat identik dengan mini-map khas seri GTA.

Baca Juga: Sosok Pembuat Upin Ipin Universe, Game Petualangan Durian Runtuh yang Panen Hujatan

Gaya Berjalan dan Berlari: Animasi karakter Upin saat berlari disebut-sebut sangat mirip dengan gaya lari karakter di GTA San Andreas atau GTA V.

Konsep Open-World: Meskipun bukan konsep eksklusif, penggabungan elemen-elemen di atas dalam sebuah game open-world dengan sudut pandang orang ketiga (Third Person) semakin menguatkan kesan "meniru" GTA.

Meskipun banyak yang membelanya dengan argumen bahwa elemen tersebut sudah umum di game open-world, tak sedikit pula yang menyayangkan mengapa developernya tidak mencoba menciptakan identitas visual yang lebih orisinal.

2. Seruan Boikot karena Dinilai Mahal

Sejumlah warganet di Twitter (X) menyerukan untuk memboikot game Upin dan Ipin Universe. Dua tagar yang paling banyak digunakan untuk memboikot pembuatnya adalah #BoikotLesCopaque dan #BoikotStreamlineMedia.

Ternyata alasan boikot ini cukup kompleks, mulai dari harga yang dianggap tidak masuk akal hingga masalah internal yang lebih serius.

Kontroversi tersebut dimulai dari harga yang dinilai terlalu mahal, tak sebanding dengan kualitas atau konten yang ditawarkan. Harga game ini ada di kisaran 177 ringgit Malaysia (sekitar Rp650.000).

"Untuk game seharga Rp600 ribu dengan bug sebanyak ini si meh ya," ujar warganet lewat akun txtdrgame sembari membagikan potongan video yang menunjukkan ada bug saat bermain game.

Sementara pengguna X yang lain bernama SEAGamethetic mengajak para game untuk tak membeli game Upin Ipin Universe dan melaporkan pembuat game karena dianggap bermasalah.

3. Kualitas Grafis yang Jadi Perdebatan Sengit

Aspek visual menjadi bahan perdebatan panas kedua. Trailer yang dirilis menampilkan kualitas grafis yang membelah pendapat netizen menjadi dua kubu.

Banyak yang mengkritik kualitas grafisnya terlihat "kaku", "kosong", dan setara dengan game era PlayStation 2 atau awal PlayStation 3.

Animasinya dinilai kurang halus dan lingkungan dunianya terasa kurang hidup.

Di sisi lain, banyak juga yang membela dengan argumen realistis. Mengingat ini adalah proyek game konsol perdana dari sebuah studio animasi, pencapaian ini sudah patut diapresiasi.

Mereka berpendapat bahwa membandingkannya dengan game AAA dari developer raksasa dunia adalah hal yang tidak adil.

Perdebatan ini menyoroti jurang antara ekspektasi tinggi para fans dengan realitas pengembangan game yang kompleks dan memakan biaya besar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI