Pengakuan Rahayu Saraswati, Pakai Privilege Keponakan Prabowo Lawan Mafia TPPO 'Iblis'

Kamis, 31 Juli 2025 | 15:28 WIB
Pengakuan Rahayu Saraswati, Pakai Privilege Keponakan Prabowo Lawan Mafia TPPO 'Iblis'
Ketua Umum Jaringan Nasional Anti Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang juga anggota DPR RI, Rahayu Saraswati. Ia mengemukakan keberadaan rumah bordil di IKN untuk melayani pekerja. [Suara.com/Lilis]

Suara.com - Ketua Umum Jaringan Nasional Anti Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) Rahayu Saraswati Djojohadikusumo mengakui ada privilese besar yang menjadi sumber keberaniannya dalam menabuh genderang perang melawan sindikat perdagangan manusia.

Privilese tersebut, yakni mengenai latar belakang keluarganya sebagai keponakan Presiden RI, Prabowo Subianto.

Pengakuan tersebut, ia sampaikan untuk menyoroti betapa berbahayanya dunia yang dimasuki, di mana banyak aktivis dan korban lain tidak memiliki 'pelindung' serupa.

"Kemarin saya sempat di interview, saya ditanyakan, 'kok Mbak Saras berani?' Saya bilang, ya saya punya privilege yang orang lain nggak punya. Orang mikir berapa kali kalau melihat belakang saya siapa," cerita Rahayu dalam sebuah diskusi di Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Jakarta, Kamis (31/7/2025).

Ia lantas membandingkan posisinya dengan para pejuang lain yang tidak memiliki jaring pengaman sekuat dirinya.

Menurutnya, ketakutan mereka sangat beralasan mengingat risiko yang dihadapi saat menantang jaringan mafia yang terorganisir.

"Gimana dengan orang-orang lain yang mau untuk mengungkapkan, apalagi kalau mereka punya keluarga," katanya.

Lebih jauh, Rahayu menggambarkan betapa brutalnya lawan yang dihadapi.

Ia menekankan bahwa sindikat TPPO tidak akan ragu untuk melenyapkan siapa pun yang dianggap sebagai ancaman.

Baca Juga: Wamen Hukum Dorong Revisi UU TPPO, Korban Bakal Dapat Ganti Rugi dari Pelaku?

Taruhannya bukan lagi sekadar intimidasi, melainkan nyawa.

“Ini kembali lagi kita bicara sindikasi, mafia yang mereka tidak ada masalah untuk menghilangkan orang. Jadi yang kita hadapi ini iblis dalam bentuk manusia,” tegasnya.

Karena itu, ia juga menyoroti isu keamanan yang tak hanya mengancam korban dan aktivis, tetapi juga aparat penegak hukum itu sendiri.

Menurutnya, perlu ada keberpihakan dan sistem perlindungan yang solid bagi para aparat yang berada di garda terdepan.

"Ini yang memang masih menjadi tantangan dan kita perlu keberpihakan dari aparat penegak hukum yang pasti, jujur saja, mungkin mereka pun juga butuh dilindungi," katanya.

Sebagaimana diketahuri, Rahayu Saraswati lahir dari keluarga yang dekat dengan lingkar elite politik dan intelektual.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI