Suara.com - Kasus pembunuhan seorang pegawai BPS Halmahera Timur (Haltim), Maluku Utara, berinisial KLP alias Tiwi (30) belakangan menjadi perbincangan publik di jagat maya.
Kabar Tiwi dibunuh oleh rekan kerjanya sendiri menarik atensi usai viralnya tagar #JusticeForTiwi.
Saat ditelusuri, pemilik akun X @kookismatcha, membuat utas lengkap yang menjelaskan bagaimana kejadian mengerikan yang menimpa pegawai BPS Haltim itu terjadi.
Korban yang diketahui berasal dari Kota Magelang, Jawa Tengah, ditemukan tewas dengan kondisi jasad membusuk di rumah dinasnya di Desa Soagimalaha, Maba, Halmahera Timur pada Rabu (30/7/2025).
Pelaku yang tega merenggut nyawa korban adalah rekan kerjanya di BPS Haltim, seorang pria bernama Aditya Hanafi (27).
Namun hal yang semakin menyulut amarah publik adalah Aditya Hanafi masih bisa tersenyum di hari pernikahannya setelah membunuh Tiwi.
Hanafi sendiri menikah dengan perempuan berinisial AFM, yang merupakan rekan kerja keduanya dan teman satu rumah di rumah dinas bersama Tiwi.
Saat proses rekonstruksi dilakukan pada Jumat (8/8/2025), Hanafi semula mendatangi korban untuk meminjam uang sebesar Rp 30 juta.
Tetapi, korban menolak karena menurut pernyataan sesama rekan kerja di BPS Halmahera Timur yang turut viral di media sosial, Hanafi memiliki masalah dengan keuangan.
Baca Juga: 7 Fakta Baru Pembunuhan Brigadir Nurhadi: Dipiting Jurus Maut & Dihantam Cincin Akik
Setelahnya, pemeriksaan mengungkap bahwa uang pinjaman itu akan digunakan pelaku untuk membayar utang judi online (judol) dan sebagian lagi akan dipakai untuk bermain judi online.
Penolakan yang dilakukan oleh Tiwi membuat Hanafi tak terima dan merencanakan aksi pembunuhan.
Hanafi mengaku memiliki akses ke rumah dinas tersebut berkat kunci yang dimiliki oleh AFM. Penyusupan ke rumah dinas dilakukan pada Kamis (17/7/2025).
Menurut keterangan, Hanafi mengintai gerak-gerik Tiwi di dalam kamar AFM selama dua hari.
Setelah menemukan waktu yang tepat, Hanafi bergerak pada Sabtu (19/7/2025). Pada pukul 05.22 WIT, Hanafi memasuki kamar korban ketika korban tengah pergi ke kamar mandi.
Saat kembali, Hanafi segera menyekap korban dengan cara mengikat kedua tangan dan menutup mulutnya dengan lakban agar tidak berteriak.