Suara.com - Merdeka secara harfiah merupakan terbebas dari penjajahan, penindasan atau keterikatan dari apapun.
Namun di usia ke-80 kemerdekaan Indonesia, belum banyak masyarakat yang merasakan hal itu.
Hanya sebagian yang merasakan kemerdekaan secara utuh.
Masih banyak masyarakat Indonesia yang belum bisa hidup layak lantaran belum bisa merdeka secara finansial.
Salah satu orang yang belum bisa merasakan kemerdekaan secara finansial yakni, Dayat-bukan asli nama sebenarnya.
Dalam kesehariannya, ia bekerja sebagai seorang jurnalis salah satu media online di Jakarta.
Sudah hampir 7 tahun ia bergelut dengan profesi tersebut.
Baginya sebagai seorang jurnalis, ia belum bisa merasakan kemerdekaan secara utuh.
Pasalnya, upahnya masih jauh dari kata layak.
Baca Juga: Ada Kejutan HUT Ke-80 RI di Istana: Prasetyo Hadi Bocorkan Ada yang Spesial
Ia per bulan hanya menerima upah kurang dari upah minimum provinsi (UMP) Jakarta.
Sehingga dalam kesehariannya ia harus pintar-pintar berhemat.
“Sebulan Rp 4,5 juta setelah dipotong BPJS dan lain-lain,” ungkap Dayat, kepada Suara.com, Selasa (12/8/2025).
Belum lagi pendapatannya harus dibagi dengan keluarganya dan membayar kebutuhan rumah.
“Untuk menabung saja gak bisa,” ucapnya.
Terlebih secara profesi, dirinya juga mengaku belum sepenuhnya merdeka, lantaran masih ada pihak yang mencoba mempesekusinya.
Bukan secara fisik langsung atau menjadi korban salah tangkap.
![Ilustrasi dugaan pembakaran rumah wartawan Tribrata TV. [Suara.com/Ema]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/07/08/26052-ilustrasi-dugaan-pembakaran-rumah-wartawan-tribrata-tv.jpg)
Namun, lebih kepada hasil liputannya.
“Pernah diminta takedown beritanya karena kasus di Kejaksaan berkaitan dengan salah satu korporasi,” jelasnya.
“Berati, kita sebagai jurnalis kan belum merdeka secara utuh. Masih adalah hal-hal yang kaya gitu,” imbuhnya.
Ia juga sempat mendapat somasi akibat pemberitaan yang dia buat, menimbulkan ketersinggungan bagi pihak korporasi yang diduga terlibat korupsi.
Namun, Dayat menilai, somasi yang ia terima tidaklah tepat karena sebelumnya ia sudah memuat hak jawab.
“Pihak Dewan Pers pun menyebut seharusnya somasi itu gak dilakukan karena sudah memuat hak jawab. Tapi saat ini masih belum banyak orang yang ngerti,” jelasnya.
Kekinian, Dayat justru merasa kemerdekaannya bakal dirampas seluruhnya karena saat ini kantor tempatnya bekerja bakal segera tutup.
Alasannya, karena kesulitan secara finansial.
“Gak ada iklan masuk. Jadi semuanya dirumahkan dan kantor bakal tutup,” tandasnya.