29 Warga Luka-Luka dan Satu Gereja Rusak Akibat Gempa Bumi Poso

Muhammad Yunus Suara.Com
Minggu, 17 Agustus 2025 | 13:40 WIB
29 Warga Luka-Luka dan Satu Gereja Rusak Akibat Gempa Bumi Poso
Gempa bumi dengan magnitudo 6,0 mengguncang Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, pada Minggu (17/8/2025) pukul 05.38 WIB [Suara.com/BNPB]

Suara.com - Gempa bumi dengan magnitudo 6,0 mengguncang Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, pada Minggu (17/8/2025) pukul 05.38 WIB.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat pusat gempa berada di darat, pada koordinat 1,30 LS dan 120,62 BT dengan kedalaman 10 kilometer.

Episenter gempa terletak 18 kilometer barat laut Poso. BMKG memastikan gempa ini tidak berpotensi tsunami.

Getaran kuat terasa di sejumlah wilayah Kecamatan Poso Pesisir, seperti Desa Masani, Tokorondo, Towu, Pinedapa, Tangkura, dan Lape.

Warga merasakan guncangan selama sekitar 15 detik dan berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.

Korban dan Kerusakan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Poso melaporkan, hingga siang ini terdapat 29 orang yang mengalami luka-luka.

Dari jumlah itu, 13 orang dirujuk ke RSUD Poso, termasuk 2 orang dalam kondisi kritis. Sementara 6 orang lainnya mendapat perawatan di Puskesmas Tokorondo.

Selain korban luka, satu unit fasilitas ibadah, yakni Gereja Jemaat Elim di Desa Masani, dilaporkan mengalami kerusakan akibat gempa.

Baca Juga: 4 Fakta Gempa 6,4 Magnitudo Guncang Papua, Bangunan Rusak hingga 4 Kali Gempa Susulan!

BPBD masih melakukan pendataan jumlah pengungsi dan kerusakan lain di lapangan.

Di Kabupaten Sigi, gempa dirasakan dengan intensitas sedang selama kurang lebih 7 detik.

Masyarakat setempat sempat keluar rumah, namun hingga kini belum ada laporan korban jiwa maupun kerusakan bangunan.

Respons Pemerintah dan BPBD

Sesaat setelah gempa, BPBD Poso melakukan monitoring serta koordinasi dengan pemerintah kecamatan dan desa.

Upaya penanganan darurat terus dilakukan, termasuk assessment lapangan. Kebutuhan mendesak saat ini adalah tenda dan obat-obatan bagi warga terdampak.

Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, menginstruksikan jajarannya untuk bergerak cepat.

Melalui Kedeputian Bidang Penanganan Darurat, BNPB menugaskan tim untuk segera menuju lokasi kejadian, memberikan pendampingan, dan memperkuat koordinasi dengan unsur daerah.

“Analisa betul kondisi di sana. Kita segera masuk ke sana,” tegas Suharyanto.

Imbauan Kesiapsiagaan

BNPB mengimbau masyarakat tetap tenang, waspada terhadap potensi gempa susulan, dan selalu mengutamakan keselamatan.

Beberapa langkah kesiapsiagaan yang dianjurkan antara lain:

-Menjauhi bangunan retak atau berpotensi roboh.

-Memastikan jalur evakuasi di rumah, sekolah, maupun tempat kerja bebas hambatan.

-Menyiapkan tas siaga bencana berisi kebutuhan pokok, obat-obatan, dokumen penting, dan senter.

-Mematikan aliran listrik, gas, dan air bila diperlukan untuk mencegah kebakaran atau kebocoran.

Sebagai langkah sederhana, masyarakat juga dapat membuat alarm darurat menggunakan perkakas rumah tangga, seperti panci atau kaleng bekas yang ditumpuk.

Jika terjadi guncangan, perkakas tersebut akan jatuh dan menimbulkan suara sebagai tanda bahaya.

BNPB menegaskan, masyarakat sebaiknya hanya mengikuti informasi resmi dari BMKG, BNPB, dan BPBD, serta tidak mudah terpengaruh oleh kabar yang belum terverifikasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI