Suara.com - Eks Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu menduga bahwa ada sesuatu di balik pemakzulan Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka.
Menurutnya, pemakzulan ini masih menggantung dan tidak kunjung mendapat keputusan yang bijak.
Said Didu sontak menduga bahwa sebenarnya para petinggi kebingungan menentukan siapa sosok yang bisa menggantikan Gibran.
“Saya menduga Pemakzulan Gibran ini bukan pemakzulannya yang bermasalah,” ujar Said.
“Yang menjadi problem yaitu siapa yang menggantikan,” imbuhnya.
Pasalnya, menurut Said Didu Surat pemakzulan Gibran tersebut tidak dibuang dan semacamnya, sehingga ada kemungkinan DPR masih menimbang-nimbang.
“Siapa tahu itu penyebabnya. Surat ini (Pemakzulan) tidak diterima tidak dibuang, masih menggantung. Kalaupun dia sudah menolak Gibran, pasti dibuang dong, tapi ini tidak dibuang juga, artinya lagi digoreng-goreng ini,” urainya.
Sementara itu, saat ditanya perihal siapa sosok yang tepat sebagai pengganti Gibran, Said Didu justru menjawab bukan siapa -siapa.
Said Didu mengatakan bahwa sebaiknya posisi Wakil Presiden dikosongkan saja, sehingga tidak ada risiko berebut posisi.
Baca Juga: Sebut Nasib Gibran di Tangan Prabowo, Refly Harun Singgung Skenario Pemakzulan Bisa 2026 atau 2027
“Siapa penggantinya? Kalau saya ditanya, daripada rebut kosongin ajalah,” ucapnya.
“Karena sudah pernah berkali-kali kosong juga. Hatta juga cuman beberapa tahun, Pak Harto juga kosong waktu itu 65 ke 71 kan tidak ada waktu itu. Habibie, Megawati, enggak apa-apa kita tidak punya wapres, tidak ada masalah,” tambahnya.
Menurut Said Didu posisi Wakil Presiden yang dikosongkan bukan hal baru di Indonesia, pasalnya sebelumnya juga sudah pernah terjadi.
Dengan tidak ada pengganti Gibran, Said Didu menilai jika kemungkinan kecil akan terjadi bentrokan dan semacamnya.
“Jadi daripada ribet-ribet, untuk menghindari konflik, mendingan dikosongin,” ungkapnya.
“Daripada saling ‘kenapa lu yang dapat’, mendingan ‘ya udahlah sama-sama enggak dapat lah’. Ini pikiran-pikiran liar saja, demi keselamatan bangsa dan negara, daripada begini terus,” sambungnya.
Said Didu mengatakan bahwa Pemakzulan terhadap Gibran ini dapat menyelamatkan bangsa dari banyak hal, salah satunya yaitu menyalahgunakan kewenangan.
“Pemakzulan Gibran itu menyelamatkan bangsa dari 3 hal. Pertama tidak ada lagi kedepannya menyalahgunakan kewenangan untuk membangun dinasti melanggar undang – undang, kedua kualitas integritas itu diperlukan untuk memilih yang terbaik terhadap pemimpin bangsa ini,” urainya.
“Yang ketiga jangan menyiapkan pemain Cadangan yang kita tidak tahu bahwa dia tidak bisa main, udah pasti kalah, hahaha,” tambahnya.
Pemakzulan Wapres Gibran Bukan Perkara Sulit
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun menyebut bahwa pemakzulan Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka bukanlah perkara sulit.
Menurut Refly Harun, kunci utama dari pemakzulan tersebut adalah kehendak Presiden Prabowo Subianto.
“Kunci dari pemakzulan atau pengunduran diri Gibran ini tidak lain adalah Prabowo,” ujar Refly, dikutip dari youtubenya, Selasa (19/8/25).
Refly Harun menyebut bahwa pemakzulan Gibran ini tidak akan menemui hambatan apabila Prabowo menghendakinya.
Pasalnya, sebagai kepala negara sekaligus pemimpin Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus, Prabowo dinilai memiliki kekuatan politik untuk menentukan arah pemerintahan.
Namun, menurut Refly Langkah tersebut tetap bergantung pada kalkulasi politik dan pertimbangan waktu Prabowo.
“Tetapi kalau belum ada deal dengan kekuatan – kekuatan atau Prabowo menganggap bahwa it is not the time to impeach Gibran, maka saya kira barangkali bukan tahun 2025 ini,” ucapnya.
Refly memperkirakan apabila wacana pemakzulan benar-benar dipertimbangkan, maka paling cepat dapat terjadi di akhir 2026.
“Bisa 2026, bisa 2027. It depends on the political situations,” ungkapnya.
Kontributor : Kanita