Investigasi IBP: Nampan Program MBG Mengandung Minyak Babi

Bernadette Sariyem Suara.Com
Senin, 25 Agustus 2025 | 14:06 WIB
Investigasi IBP: Nampan Program MBG Mengandung Minyak Babi
Nampan untuk program Makan Bergizi Gratis yang diimpor dari China mengandung minyak babi. [Suara.com/ANTARA]

Temuan ini mengindikasikan adanya kolusi antara importir dan oknum pejabat yang membuat jalur impor tetap terbuka.

Nampan Murah, Risiko Kesehatan, dan Pengawasan Lemah

Investigasi menemukan bahwa banyak nampan impor ilegal ini terbuat dari stainless steel tipe 201, material non-pangan yang dilarang penggunaannya untuk makanan di China sendiri.

Material ini mengandung mangan yang tinggi dan sangat rentan berkarat jika terkena cairan asam.

Paparan mangan berlebih dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru, hati, ginjal, dan sistem saraf pusat.

Kekhawatiran ini terbukti setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Jawa Tengah pada Maret 2024 menguji 100 nampan dan menemukan 65 di antaranya gagal dalam uji logam berat.

Seorang anggota Asosiasi Pengusaha Nampan Makanan Indonesia (APMAKI) mengatakan, "Importir lebih menyukai tipe 304, tetapi menginginkan harga tipe 201. Oleh karena itu, produsen Tiongkok mungkin menyertakan tipe 201 atau campuran tipe 201 dan 304 untuk menekan biaya dan memenangkan pasar. Namun, tipe 201 berisiko, terutama bagi anak sekolah."

Kecurigaan Kandungan Minyak Babi pada Pelumas Nampan

Lebih lanjut, penyelidikan di beberapa pabrik di Chaoshan menemukan indikasi penggunaan minyak babi (lard oil) sebagai campuran pelumas industri dalam proses produksi nampan.

Baca Juga: Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka: SPPG Kembang Minta Maaf, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Menurut dokumen pabrik dan wawancara, minyak babi dicampur dengan minyak mineral untuk mengurangi gesekan pada mesin fabrikasi stainless steel.

Jika residu pelumas ini tertinggal di permukaan nampan, hal ini akan menimbulkan pertanyaan serius mengenai kepatuhan halal produk tersebut.

Saat ini, uji laboratorium sedang dilakukan di dua fasilitas di area Jakarta untuk memverifikasi apakah ada zat turunan hewani pada nampan yang beredar.

Saling Lempar Tanggung Jawab Antar Lembaga

Di tengah temuan yang mengkhawatirkan ini, lembaga pemerintah yang berwenang justru terkesan saling menghindar.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyatakan bahwa pihaknya tidak berwenang mengawasi kualitas nampan yang digunakan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?