Viral Momen Rapat Penting RUU Penyiaran DPR Dibubarkan Cepat, Netizen: Wakil Rakyat Kok Kabur?

Andi Ahmad S Suara.Com
Selasa, 26 Agustus 2025 | 22:34 WIB
Viral Momen Rapat Penting RUU Penyiaran DPR Dibubarkan Cepat, Netizen: Wakil Rakyat Kok Kabur?
Ilustrasi demonstrasi 25 Agustus di depan Gedung DPR RI. (Antara)

Suara.com - Sebuah momen ironis yang menunjukkan jurang antara "wakil rakyat" dan "rakyat" yang diwakilinya kembali viral dan memicu kemarahan publik.

Komisi I DPR RI kedapatan memilih untuk membubarkan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) terkait Rancangan Undang-Undang (RUU) Penyiaran lebih cepat dari jadwal.

Alasannya? Para anggota dewan khawatir akan kesulitan pulang karena aksi demonstrasi yang sedang memanas di luar gedung parlemen.

Momen yang terekam dan menyebar luas di media sosial, salah satunya melalui akun Instagram @undercover.id, ini sontak menjadi simbol betapa jauhnya prioritas para legislator dari aspirasi masyarakat yang sedang berteriak di depan gerbang mereka.

Khawatir Terjebak, Rapat Penting Hanya Berlangsung 30 Menit

RDPU yang digelar pada Senin (25/8/2025) itu seharusnya menjadi forum penting untuk mendengarkan masukan dari berbagai elemen masyarakat.

Termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), mengenai RUU Penyiaran yang kontroversial. Namun, agenda krusial tersebut hanya berjalan sekitar 30 menit.

Wakil Ketua Komisi I DPR, Dave Laksono, yang memimpin rapat, secara terang-terangan mengakui bahwa eskalasi demo di luar menjadi alasan utama rapat harus segera diakhiri.

"Nah ini mengingat situasi terus bergulir diluar yang kami khawatirkan kalau kita terlalu lama nanti akhirnya sulit kita keluar dari kompleks parlemen gitu," ucap Dave dengan nada terburu-buru.

Baca Juga: Tak Tahu Ada Demo DPR, Bebizie Ngaku Jarang Buka Ponsel Gara-Gara Fokus Liburan

Alih-alih melanjutkan sesi diskusi dan pendalaman yang menjadi inti dari sebuah RDPU, Dave Laksono memberikan solusi pragmatis semua pertanyaan dan masukan lanjutan diminta untuk disampaikan secara tertulis.

Keputusan ini secara efektif memotong proses dialog langsung antara pembuat kebijakan dan narasumber.

Dengan gestur yang tampak ingin segera menyudahi agenda, Dave mengarahkan agar rapat segera ditutup.

"Jadi kalau kita semua sepakat ya temen-temen bilamana ada ingin pendalaman, ada ingin pertanyaan tolong disampaikan tertulis aja ya kepada para narasumber melalui sekretariat nanti para narasumber bisa menjawab dan kita rampung untuk kita selesaikan di panja kita," kata Dave.

Ia kemudian menutup rapat dengan kalimat yang berulang kali menekankan kata "cukup". "Jadi makanya bapak ibu sekalian, para narasumber, para panja kita sepakati ya, kita cukup ya, kita cukupi ya," pungkasnya.

Tak butuh waktu lama bagi publik untuk merespons. Kolom komentar di berbagai platform media sosial langsung dibanjiri oleh sindiran pedas dan kekecewaan dari netizen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?