Menurut Igun, jika pertemuan itu bertujuan untuk menyampaikan aspirasi, seharusnya dilakukan melalui asosiasi resmi yang memiliki keterwakilan, bukan oleh individu perorangan yang tiba-tiba mengatasnamakan jutaan pengemudi ojol.
"Ya, sebagian besar begitu. Bukan asal comot dari pinggir jalan. Aspirasi itu harus ada keterwakilan," jelasnya.
Terkait keraguan publik mengenai penampilan orang-orang tersebut, Igun memilih untuk tidak menilai dari sisi fisik. Ia hanya menekankan bahwa kapasitas dan legalitas mereka sebagai perwakilan ojol tidak jelas.
"Yang pasti, orang-orang yang menggunakan atribut ojol ini tidak terkonfirmasi siapa mereka," ucapnya.
Ia juga mengingatkan bahwa atribut ojol mudah dibeli di pasaran, sehingga siapapun bisa memakainya tanpa benar-benar menjadi pengemudi atau perwakilan resmi.
"Ya, siapapun bisa membeli atribut ojol. Tapi apakah dia benar ojol atau bukan, atau apakah mereka lembaga atau bukan, itu tidak bisa diketahui," pungkasnya.