7 Fakta Keracunan MBG Cipongkor: Korban Dilaporkan Kejang, Status Ditetapkan KLB

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 23 September 2025 | 19:04 WIB
7 Fakta Keracunan MBG Cipongkor: Korban Dilaporkan Kejang, Status Ditetapkan KLB
Ilustrasi Salah satu korban keracunan MBG di Bandung [Suarabogor/HO/Pemkot Bogor]

Namun, dalam kasus ini, dapur tersebut langsung memasak dalam jumlah besar, yang kemudian menimbulkan kendala teknis dan memicu insiden keracunan.

"Seharusnya dimulai dari dua hingga tiga sekolah dulu sampai terbiasa. Tapi SPPG kali ini langsung dalam jumlah besar, itu yang menyebabkan kesalahan teknis,” katanya, mengidentifikasi akar masalah pada manajemen operasional skala besar yang belum matang.

6. Percepatan Program Tidak Boleh Mengesampingkan Standar Keamanan

Dadan menambahkan pengalaman ini menjadi pelajaran berharga bahwa percepatan program tidak boleh mengesampingkan standar keamanan dan kualitas.

Meskipun diwarnai insiden, Dadan menyampaikan apresiasi kepada tenaga medis, relawan, aparat, dan pemerintah daerah (pemda) yang telah sigap menangani para korban.

Respons cepat dari berbagai pihak ini patut diacungi jempol dalam memitigasi dampak lebih lanjut. Kendati demikian, Dadan juga menyoroti adanya kebutuhan yang masih perlu ditingkatkan, mulai dari ketersediaan obat-obatan hingga fasilitas dasar di lokasi penanganan darurat.

Peningkatan kapasitas dan kesiapsiagaan darurat menjadi krusial untuk menghadapi situasi serupa di masa depan.

7. Upaya Perbaikan

Sebagai upaya perbaikan, Dadan menegaskan bahwa seluruh dapur BGN wajib memenuhi standar operasional yang ketat, mencakup aspek higienitas, kelengkapan peralatan, serta kecukupan personel yang terlatih.

Baca Juga: Marak Kasus Anak Keracunan MBG, Kepala BPOM Buka Suara: Ini Pembelajaran Bagi Kita

Pihaknya juga telah mengeluarkan instruksi baru yang lebih spesifik terkait proses pengolahan makanan. "Kadang mereka harus bangun malam dan menyiapkan dalam waktu singkat. Sekarang kami instruksikan agar makanan diproses tidak lebih dari 4–5 jam," kata Dadan.

Selain itu, ia juga menekankan pentingnya bahan baku yang berkualitas, yang harus berasal dari pemasok terpercaya.

Langkah-langkah ini diharapkan dapat memperketat pengawasan dan mencegah terulangnya kasus keracunan di kemudian hari, sekaligus mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap Program Makan Bergizi Gratis.

Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI