Tragedi Maut Al Khoziny: Kemenag Janji Rombak Aturan, Standar Bangunan Pesantren Segera Ditetapkan

Bangun Santoso Suara.Com
Jum'at, 03 Oktober 2025 | 16:41 WIB
Tragedi Maut Al Khoziny: Kemenag Janji Rombak Aturan, Standar Bangunan Pesantren Segera Ditetapkan
Ilustrasi runtuhnya Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur (Suara.com)
Baca 10 detik
  • Kementerian Agama akan segera merumuskan standar bangunan khusus untuk pesantren di seluruh Indonesia
  • Peraturan mengenai standar bangunan ini akan dibahas dan disusun bersama para kiai
  • Kemenag akan bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk memastikan standar teknis konstruksi

Suara.com - Tragedi maut yang merenggut nyawa sejumlah santri di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, akibat bangunan musala yang ambruk, menjadi pukulan telak bagi dunia pendidikan Islam di Indonesia.

Merespons insiden memilukan ini, Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan akan segera merumuskan standar baku keamanan dan kelayakan bangunan di lingkungan pesantren seluruh Indonesia untuk mencegah peristiwa serupa terulang kembali.

Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan perlunya ada ketentuan terkait standar bangunan agar peristiwa nahas ini tidak terjadi lagi di masa mendatang.

Pernyataan ini disampaikan melalui Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Kemenag, Thobib Al Asyhar, yang menekankan bahwa aturan ini akan disusun secara partisipatif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan di dunia pesantren.

“Kita semua tentu prihatin atas peristiwa bangunan ambruk di Pesantren Al Khoziny. Kami mendoakan para korban wafat dalam keadaan syahid dan mereka yang luka bisa segera sembuh. Terkait standar bangunan, itu akan kita bahas bersama dengan para kyai, gus, dan stakeholders pesantren,” terang Thobib Al Asyhar dikutip dari laman resmi Kementerian Agama, Jumat (3/10/2025).

Peristiwa ambruknya bangunan tiga lantai di Ponpes Al Khoziny terjadi saat para santri tengah beribadah. Insiden ini diduga kuat disebabkan oleh kegagalan konstruksi saat proses pengecoran lantai tiga.

Tragedi ini mendapat perhatian serius dari Menteri Agama, yang langsung turun meninjau lokasi beberapa hari pasca kejadian untuk menunjukkan empati dan memahami akar permasalahan secara langsung.

“Menag sudah berkunjung beberapa hari lalu. Menag melihat langsung sebagai upaya Kemenag memahami masalah dan berempati kepada para korban dan pesantren. Menag hadir untuk mengetahui dan melihat langsung apa yang terjadi di sana,” sebut Thobib.

Kemenag memandang insiden ini sebagai pelajaran berharga yang harus menjadi momentum untuk perbaikan sistemik.

Baca Juga: "Minum Air Terasa Seperti Mimpi," Kisah Alfatih, Santri Terkubur 2 Malam di Reruntuhan Al Khoziny

Langkah konkret yang akan diambil adalah menyusun prosedur pembangunan yang aman dan memastikan setiap gedung di lingkungan pesantren dapat memberikan jaminan keamanan serta kenyamanan bagi para santri.

“Kemenag berkepentingan melakukan perbaikan ke depan bersama pesantren untuk menjaga dan memastikan seluruh gedung bisa memberikan keamanan dan kenyamanan bagi santri. Ini akan kami diskusikan bersama pimpinan pesantren, terkait prosedur pembangunan,” papar Thobib.

Untuk memastikan standar yang disusun komprehensif dan sesuai dengan kaidah teknis, Kemenag juga akan menggandeng kementerian lain. Koordinasi intensif dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan pihak terkait lainnya akan dilakukan untuk sosialisasi dan transfer pengetahuan mengenai standar konstruksi yang aman.

“Kami di Kemenag ingin membersamai warga pesantren agar hal ini tidak terjadi di masa mendatang. Kami juga akan berkoordinasi dengan Kementerian PU (Pekerjaan Umum) dan pihak terkait untuk mensosialisasikan dan memberikan pengetahuan agar seluruh proses pembangunan ke depan sesuai standar,” sambungnya.

Di tengah duka yang menyelimuti, Kemenag berupaya meyakinkan publik bahwa pesantren tetap merupakan lembaga pendidikan yang aman dan kredibel.

Pesantren Al Khoziny sendiri telah berkiprah lebih dari satu abad dan melahirkan banyak tokoh bangsa, termasuk pendiri Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Asy’ari.

“Masyarakat tidak perlu khawatir memasukan anaknya ke pesantren. Kami dari Kemenag akan terus mengawal hal ini agar masalah ini tidak terjadi di masa mendatang,” tandasnya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI