Jurnalis Myanmar Dorong Pembentukan Dewan Pers ASEAN, Perkuat Solidaritas Kebebasan Pers

Senin, 13 Oktober 2025 | 23:10 WIB
Jurnalis Myanmar Dorong Pembentukan Dewan Pers ASEAN, Perkuat Solidaritas Kebebasan Pers
Joint Secretary of The Independent Press Council of Myanmar (IPCM), Su Myat Wai mengungkapkan ada dorongan kuat untuk membentuk Dewan Pers ASEAN. (Suara.com/Ramadhani)
Baca 10 detik
  • Jurnalis Asia Tenggara dorong pembentukan Dewan Pers ASEAN.
  • Indonesia dinilai aktif memfasilitasi kerja sama kebebasan pers.
  • Myanmar jadi fokus utama karena represi pascakudeta militer 2021.

Suara.com - Upaya memperkuat solidaritas jurnalis di kawasan Asia Tenggara kembali mencuat di tengah meningkatnya tekanan terhadap kebebasan pers.

Editor media independen Tanling Can News, Su Myat Wai, mengungkapkan bahwa jurnalis di kawasan, termasuk dari Indonesia dan Myanmar, tengah membangun kembali mekanisme kerja sama lintas negara untuk melindungi kebebasan pers.

“Kami baru saja bertemu pagi ini dengan Dewan Pers Indonesia, mereka sangat mendukung. Dan kami juga sedang memikirkan mekanisme Dewan Pers ASEAN lainnya,” kata Su Myat Wai dalam wawancara dengan Suara.com.

Menurutnya, solidaritas antarjurnalis di Asia Tenggara menjadi hal krusial di tengah maraknya penindasan terhadap media di sejumlah negara seperti Myanmar, Vietnam, dan Cina.

“ASEAN sangat penting karena kami punya banyak masalah, banyak penindasan, banyak isu yang harus ditangani. Jadi kita perlu bersolidaritas. Kita perlu bersatu untuk menghadapi penindasan dan memperjuangkan kebebasan pers,” ujarnya.

Su Myat Wai menjelaskan bahwa kerja sama antarjurnalis di kawasan sebenarnya pernah terbentuk lewat Aliansi Pers Asia Tenggara, namun wadah tersebut kini tidak lagi aktif.

Karena itu, sejumlah jurnalis dan lembaga pers kini berupaya membentuk mekanisme baru, termasuk menggagas pertemuan tingkat ASEAN untuk memperkuat kolaborasi.

Saat berdiskusi dengan Dewan Pers Indonesia pada Senin (13/10/2025), Su Myat Wai menyampaikan bahwa pihaknya tengah merancang kembali mekanisme Dewan Pers ASEAN yang diharapkan dapat menjadi wadah advokasi bersama.

"Mereka mengatakan akan segera bertemu di Bali. Jadi, kami sedang mengusahakannya. Kami mendapat banyak dukungan dari kawasan ini," ujarnya.

Baca Juga: 4 Tahun di Bawah Kudeta Militer, Jurnalis di Myanmar Hidup dalam Bayang Penangkapan dan Serangan

Selain berkoordinasi dengan Dewan Pers Indonesia, pihaknya juga menjalin komunikasi dengan Dewan Pers Irlandia dan Uni Eropa untuk memperkuat dukungan internasional terhadap kebebasan pers di Asia Tenggara.

Lebih lanjut, Su Myat Wai menyoroti kondisi jurnalis di Myanmar yang semakin genting pascakudeta militer 2021. Ia menilai dukungan regional sangat penting agar jurnalis di negaranya tetap dapat bekerja dan memperoleh perlindungan.

"Kami memiliki hubungan yang sangat erat dengan FCCT, Foreign Correspondent Club Thailand, dan semua jurnalis yang berbasis di sana. Salah satu ketua saat ini juga merupakan anggota dewan kami. Jadi ini lebih seperti solidaritas antar jurnalis," katanya.

Su Myat Wai juga menyampaikan apresiasinya terhadap peran aktif Indonesia yang dinilai berinisiatif dalam memfasilitasi dialog dan kerja sama lintas negara terkait isu kebebasan pers di kawasan.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI