Kementerian PU Siapkan Pelatihan Konstruksi untuk Santri, Begini Tanggapan Menteri PPPA

Selasa, 14 Oktober 2025 | 15:12 WIB
Kementerian PU Siapkan Pelatihan Konstruksi untuk Santri, Begini Tanggapan Menteri PPPA
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi. [Ist]
Baca 10 detik
  • Kementerian PU tengah menyiapkan program pelatihan konstruksi bagi santri yang kerap terlibat dalam pembangunan pondok pesantren.
  • Menteri PPPA Arifah Fauzi menyatakan akan mencermati lebih dulu detail program tersebut sebelum memberikan penilaian.
  • Ia menekankan pentingnya memastikan pelatihan tersebut tidak menimbulkan praktik eksploitasi, sementara Kementerian PU menegaskan kegiatan itu bersifat sukarela dan tetap melibatkan tenaga profesional untuk pekerjaan berat.

Suara.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi menanggapi rencana Kementerian Pekerjaan Umum (PU) yang akan menyiapkan program pelatihan konstruksi bagi santri yang kerap ikut membangun gedung pondok pesantren (ponpes). 

Arifah menyatakan akan terlebih dahulu mencermati detail program tersebut sebelum memberikan penilaian lebih lanjut.

"Saya mau mencermati dulu seperti apa, kan belum jelas. Jadi saya mau tanyakan dulu nanti kalau sudah oke, saya kabari," kata Arifah kepada Suara.com, ditemui seusai menghadiri rapat MoU Sinergi Dalam Penyelenggaraan Infrastruktur Pesantren di Kantor Kemenko PM, Jakarta, Selasa (14/10/2025).

Sebelumnya, Kementerian PU ingin melatih santri agar memiliki sertifikat keterampilan konstruksi karena melihat adanya kebiasaan gotong royong di pesantren dalam membangun gedung.

Program itu diklaim sebagai bentuk pemberdayaan dan profesionalisasi gotong-royong di pesantren, terutama setelah insiden robohnya bangunan masjid di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, beberapa waktu lalu.

Meski begitu, wacana tersebut menuai perhatian karena dinilai berpotensi menimbulkan praktik eksploitasi terhadap anak, mengingat sebagian besar santri masih di bawah umur.

Menanggapi hal itu, Arifah menilai perlu ada pemahaman konteks sosial dan budaya pesantren sebelum memberi penilaian.

"Itu kebiasaan di pesantren, memang begitu ada keikhlasan," ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Menteri PU Dody Hanggodo memastikan tidak ada unsur eksploitasi dalam program pelatihan tersebut. Ia menegaskan, pelibatan santri hanya pada pekerjaan ringan dan bersifat sukarela, sedangkan pekerjaan konstruksi berat tetap dilakukan oleh tenaga profesional.

Baca Juga: Viral Tagar Boikot Trans7 di Media Sosial Buntut Tayangan Sisi Gelap Kehidupan Santri

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI