Politik Pangan Nasional, SPI Ungkap Dugaan Pelemahan Bapanas Demi Impor

Chandra Iswinarno Suara.Com
Rabu, 15 Oktober 2025 | 20:05 WIB
Politik Pangan Nasional, SPI Ungkap Dugaan Pelemahan Bapanas Demi Impor
Ilustrasi lahan pertanian yang menunjang pangan nasional. [Suara.com/ANTARA]
Baca 10 detik
  • Pemerintah dituding sengaja lemahkan lembaga pangan demi liberalisasi.

  • SPI peringatkan bahaya impor pangan, seperti GMO kedelai untuk pakan ternak.

  • Program food estate dinilai hanya menguntungkan korporasi, bukan petani kecil.

“Kacang kedelai yang diimpor ke Indonesia itu produksi rekayasa genetika. Di Eropa, makanan seperti ini tidak untuk manusia, tapi untuk hewan,” kata Henry.

"Tingginya penyakit sekarang ini seperti diabetes dan gangguan lambung, itu berkaitan dengan makanan kita yang tidak aman,” tegasnya.

SPI secara tegas menolak program food estate yang digagas pemerintah, karena dianggap hanya mengulang model perkebunan era kolonial yang menguntungkan korporasi besar.

“Food estate itu kan kalau zaman Belanda dulu namanya plantation estate. Yang mengelola perusahaan besar, sementara petani tetap miskin,” katanya.

Sebagai solusi, SPI mendorong reforma agraria sejati, di mana tanah diberikan langsung kepada petani.

Menurut Henry, kesejahteraan petani tidak akan tercapai jika mereka hanya menggarap lahan sempit.

“Kalau pun harga gabah naik Rp6.500, tapi tanahnya cuma 0,5 hektare, ya tetap saja miskin,” ujarnya.

Sebagai langkah konkret, SPI akan meresmikan 'Kawasan Daulat Pangan' di Jawa Tengah dan Jawa Barat pada akhir Oktober, yang mendorong praktik pertanian agroekologi berbasis pupuk organik.

Reporter : Maylaffayza Adinda Hollaoena

Baca Juga: Bawa 5 Tuntutan saat Aksi Besok, SPI: Tanpa Reforma Agraria, Penghapusan Kemiskinan Hanyalah Mimpi

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI