Geger Dugaan Mark Up Proyek Whoosh, KPK Bidik Petinggi KCIC?

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 30 Oktober 2025 | 12:33 WIB
Geger Dugaan Mark Up Proyek Whoosh, KPK Bidik Petinggi KCIC?
Juru Bicara KPK Budi Prasetyo di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (11/9/2025). [Suara.com/Dea]
Baca 10 detik
  • KPK telah menaikkan status kasus dugaan korupsi proyek Kereta Cepat Whoosh ke tahap penyelidikan dan membuka peluang memanggil pihak PT KCIC
  • Mantan Menko Polhukam Mahfud MD menjadi pemicu utama penyelidikan setelah mengungkap dugaan penggelembungan biaya proyek hingga tiga kali lipat, dari 17-18 juta dolar AS per kilometer di China menjadi 52 juta dolar AS di Indonesia
  • Penyelidikan KPK akan berfokus untuk menelusuri siapa pihak yang menaikkan anggaran dan ke mana saja aliran dana dari dugaan penggelembungan biaya tersebut

Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberi sinyal kuat akan memanggil jajaran PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) terkait penyelidikan dugaan korupsi megaproyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Whoosh.[1] Kasus ini meledak setelah mantan Menko Polhukam, Mahfud MD, mengungkap adanya potensi penggelembungan anggaran (mark up) yang fantastis.

Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, menyatakan bahwa pemanggilan para pihak yang diduga mengetahui seluk-beluk proyek strategis nasional ini adalah sebuah keniscayaan dalam proses penyelidikan.

Meskipun ia belum merinci siapa saja yang akan diperiksa, sinyal ini mengarah pada pihak-pihak yang terlibat langsung dalam perencanaan dan eksekusi proyek.

“Terkait dengan pihak-pihak yang nanti akan diminta keterangan, tentu karena ini masih di tahap penyelidikan, kami belum bisa menyampaikan secara detail pihak-pihak tersebut,” ujar Budi Prasetyo di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, dilansir Antara, Rabu (29/10).

KPK memastikan tidak akan pandang bulu. Menurut Budi, setiap informasi dan data yang relevan akan digali untuk membuat terang perkara yang menyedot perhatian publik ini.

“Karena setiap informasi, data, dan keterangan dari pihak-pihak tersebut akan membantu dalam proses penyelidikan perkara ini,” tegasnya.

Dugaan korupsi ini pertama kali dilempar ke publik oleh Mahfud MD melalui kanal YouTube pribadinya pada 14 Oktober 2025.
Ia membeberkan data mencengangkan mengenai biaya pembangunan Whoosh yang membengkak hingga tiga kali lipat dibandingkan proyek serupa di China.

"Menurut perhitungan pihak Indonesia, biaya per satu kilometer kereta Whoosh itu 52 juta dolar Amerika Serikat. Akan tetapi, di China sendiri, hitungannya 17-18 juta dolar AS. Naik tiga kali lipat," ungkap Mahfud.

Mahfud secara terbuka mempertanyakan siapa yang bertanggung jawab atas lonjakan biaya yang tidak masuk akal tersebut dan ke mana aliran dananya.

Baca Juga: KCIC Pastikan Isu Dugaan Korupsi Whoosh Tak Pengaruhi Jumlah Penumpang

Ia melanjutkan, "Ini siapa yang menaikkan? Uangnya ke mana? Naik tiga kali lipat. 17 juta dolar AS ya, dolar Amerika nih, bukan rupiah, per kilometernya menjadi 52 juta dolar AS di Indonesia. Nah itu mark up. Harus diteliti siapa yang dulu melakukan ini."

Menyusul kegaduhan ini, KPK secara resmi mengumumkan pada 27 Oktober 2025, bahwa kasus dugaan korupsi proyek Whoosh telah naik ke tahap penyelidikan sejak awal tahun 2025.

Mahfud MD pun telah menyatakan kesiapannya untuk dipanggil dan memberikan keterangan kepada KPK guna membantu proses pengusutan.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI