Polemik Pahlawan Nasional: Soeharto Masuk Daftar 10 Nama yang akan Diumumkan Presiden Prabowo

Senin, 10 November 2025 | 05:36 WIB
Polemik Pahlawan Nasional: Soeharto Masuk Daftar 10 Nama yang akan Diumumkan Presiden Prabowo
Mensesneg Prasetyo Hadi memastikan nama Soeharto masuk dalam daftar 10 orang yang diberikan gelar pahlawan nasional. (Instagram/kemensetneg.ri)
Baca 10 detik
  • Presiden Prabowo Subianto akan mengumumkan Soeharto sebagai salah satu dari 10 pahlawan nasional baru.
  • Pemerintah menyatakan penganugerahan gelar ini sebagai bentuk penghormatan atas jasa besar para pemimpin terdahulu.
  • Keputusan ini memicu perdebatan publik yang luas mengenai legasi kompleks era Orde Baru.

Suara.com - Wacana pemberian gelar pahlawan nasional kepada Presiden kedua RI, Soeharto, memasuki babak baru setelah pemerintah secara resmi mengonfirmasi namanya masuk dalam daftar yang akan diumumkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

Pengumuman tersebut rencananya akan disampaikan langsung oleh Prabowo selaku Kepala Negara, mencakup total 10 tokoh yang dinilai berjasa bagi bangsa.

Konfirmasi tersebut datang dari Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi, yang menyatakan bahwa nama Soeharto menjadi salah satu yang dipertimbangkan secara serius oleh pemerintah.

"Kurang lebih 10 nama. Ya masuk (nama Soeharto)," kata Prasetyo usai Rapat Terbatas (Ratas) di Kertanegara, Minggu (9/11/2025).

Prasetyo berdalih, masuknya nama Soeharto dalam wacana menjadi pahlawan nasional lantaran menghormati jasa yang pernah ditinggalkan untuk negara.

Menurutnya, pemerintah memandang perlu untuk memberikan apresiasi terhadap kontribusi para pemimpin masa lalu.

"Sekali lagi, sebagaimana kemarin juga kami sampaikan, itu kan bagian dari bagaimana kita menghormati para pendahulu, terutama para pemimpin kita, yang apapun sudah pasti memiliki jasa yang luar biasa terhadap bangsa dan negara," jelasnya.

Lebih lanjut, Prasetyo menjelaskan bahwa keputusan ini telah melalui proses konsolidasi dan penyerapan aspirasi dari berbagai lembaga tinggi negara serta tokoh masyarakat.

Hal ini termasuk mendengarkan pendapat dan masukan dari Ketua MPR dan Wakil Ketua DPR RI.

Baca Juga: Soeharto, Gus Dur, Hingga Marsinah Jadi Calon Pahlawan Nasional, Kapan Diumumkan?

"Karena memang cara bekerja beliau, beliau menugaskan beberapa untuk berkomunikasi dengan para tokoh, mendapatkan masukan dari berbagai pihak sehingga diharapkan apa yang nanti diputuskan oleh bapak presiden, oleh pemerintah itu, sudah melalui berbagai masukan," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Ketua PBNU Savic Ali menegaskan penolakan pemberian tanda jasa pahlawan nasional kepada Soeharto.

Ia mengungkapkan bahwa Orde Baru di dalam kepemimpinannya telah mengebiri Nahdlatul Ulama di segala level, mulai politik sampai pendidikan.

Contohnya, ucap Savic, pada pemilu 1971 ketika NU dipaksa lebur menjadi PPP dan mulai politik satu arah, semuanya harus pro Soeharto lewat Golkar.

"KH Idham Chalid pernah berkata kita disuruh tanding tinju, tetapi kedua tangan kita diikat. Namun, suara NU di pemilu bertahan di angka 18 persen, artinya NU mampu bertinju dengan kedua tangannya diikat," tutur Savic.

"Kalau Soeharto dipahlawankan, nggak ketemu nalar kita karena Soeharto bagian dari masalah; legacynya banyak yang bermasalah, korbannya banyak sekali," sambung dia.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI