Baca 10 detik
- Aktivis perempuan menilai negara belum menunjukkan keseriusan dalam menangani kasus-kasus femisida atau pembunuhan terhadap perempuan karena identitas gendernya
- Siti menjelaskan, saat dirinya masih menjabat di Komnas Perempuan, isu femisida belum banyak dipahami oleh publik maupun para pembuat kebijakan
- Anindya Restuviani, menilai lemahnya keseriusan negara dalam menangani femisida terlihat dari tidak adanya prioritas politik untuk mengatur isu tersebut secara hukum
Laporan Komnas Perempuan menyebutkan keberadaan militer dalam jum-lah besar dan pendekatan keamanan yang represif menimbulkan trauma kolektif dan antar generasi bagi masyarakat Papua. Hal ini meningkatkan risiko kekerasan seksual terhadap perempuan Papua, tak terkecuali femisida.