Suara.com - Opening ceremony GAIKINDO Indonesia International Auto Show atau GIIAS ke-28, 2021 baru saja berlangsung. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, serta Yohannes Nangoi, Ketua Umum GAIKINDO selaku tuan rumah meresmikan pameran otomotif besar yang masuk kalender OICA (Organisation Internationale des Constructeurs d'Automobiles) ini.
Dalam sambutannya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto juga menyampaikan bahwa peraturan pemerintah tentang emisi kendaraan bermotor terus diterapkan.
![GIIAS 2021 resmi dibuka oleh Menteri Koordinator Perekonomian, Menteri Perindustrian, bersama Ketua Umum GAIKINDO pada Kamis (11/11/2021) [Suara.com/CNR ukirsari]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/11/11/42920-opening-ceremony-giias-2021-01.jpg)
Climate change atau perubahan iklim telah mendorong setiap negara berupaya mengurangi emisi. Di Tanah Air, untuk sektor otomotif dikenal bahan bakar B30 yang terbuat dari campuran biodiesel berbasis kelapa sawit sebanyak 30 persen dalam minyak solar.
"Kelapa sawit termasuk supercycle," papar Menko Perekonomian.
Yang dimaksud produk ini termasuk dalam siklus super harga komoditas pada periode yang diperpanjang, di mana harga komoditas berada jauh di atas atau di bawah tren jangka panjangnya.
Disebutkan di laman Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukn dan Konservasi Energi (EBTKE), bahwa berdasarkn Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015 telah menetapkan penggunaan bahan bakar campuran biodiesel sebesar 30 persen (B30) sebagai bahan bakar mesin diesel yang telah diimplementasikan mulai tanggal 1 Januari 2020.
Hal ini mengukuhkan Indonesia sebagai pionir pengguna campuran biodiesel tertinggi di dunia.
"Industri berbasis diesel perlu kita pikirkan, ini pe-er untuk industri otomotif," tandas Menko Perekonomian.
Baca Juga: Menko Perekonomian Resmikan GIIAS ke-28
Sembari menyebutkan bahwa kekinian di Eropa sudah diterapkan catalytic converter untuk mesin diesel.
Selain itu, Airlangga Hartarto juga mengungkapkan bahwa Pemerintah siap menerapkan PPnBM berbasis nilai emisi. Dengan demikian, tingkat polusi bisa dikurangi dan langkah makin mantap menuju era kendaraan terelektrifikasi.
Berikutnya, Menko Perekonomian juga menyebutkan tentang kekayaan logam di Indonesia. Untuk itu, digarap perusahaan-perusahaan untuk supply chain produk terelektrifikasi.
![Hyundai Nexo yang dipamerkan dalam ajang Geneva Motorshow 2018 dengan sel hidrogen [Shutterstock].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/09/20/72662-hyundai-nexo.jpg)
Antara lain industri baterai listrik dari sumber daya alam kobalt dan niekl yang akan diusahakan Indonesia.
"Selain itu, tenaga berbasis hidrogen juga memiliki potensi," tukas Airlangga Hartarto.
Dalam dunia otomotif, dikenal kendaraan listrik bertenaga sel bahan bakar hidrogen (FCEV).