Penjualan Mobil Semester I 2025 Anjlok, Toyota, Daihatsu dan Suzuki Mengeluh ke Menperin

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 14 Juli 2025 | 13:47 WIB
Penjualan Mobil Semester I 2025 Anjlok, Toyota, Daihatsu dan Suzuki Mengeluh ke Menperin
Penjualan mobil Semester I 2025 turun, tapi Toyota, Suzuki dan Daihatsu janji tak ada PHK di Indonesia. [ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/tom]

Suara.com - Tiga produsen otomotif Jepang yakni Toyota, Suzuki dan Daihatsu mencurahkan keluhan terhadap kondisi pasar mobil di Indonesia saat bertemu Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di sela-sela ajang World Expo 2025 Osaka di Jepang, Jumat (11/7/2025).

Meski demikian ketiga pabrikan raksasas Jepang itu berkomitmen tidak akan melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK di Indonesia, meski penjualan mobil Semesters I 2025 anjlok cukup dalam.

Pada saat pertemuan dengan Chairman Suzuki Motor Corporation, Osamu Suzuki mengeluh terkait penurunan signifikan penjualan kendaraan niaga ringan di Indonesia.

Osamu Suzuki, petinggi Suzuki, mengatakan khawatir atas kondisi pasar yang menurun, yang berdampak pada produk andalan mereka seperti Suzuki Carry. Namun, pihak Suzuki tetap berkomitmen mendukung pasar Indonesia dan menyambut baik arahan Menperin untuk tidak melakukan PHK.

Menanggapi hal itu, Menperin mengatakan pemerintah sedang mengevaluasi berbagai kebijakan untuk merangsang kembali permintaan kendaraan niaga, termasuk melalui pembelian pemerintah daerah dan insentif fiskal untuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Sementara itu, pihak Toyota Motor Corporation dalam pertemuan tersebut juga menyampaikan aspirasi penting kepada Menperin. Pihak Toyota meminta adanya relaksasi aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk kendaraan hybrid.

Saat ini, beberapa varian hybrid Toyota seperti Kijang Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross sudah mencapai TKDN di atas 40 persen, namun mereka mengusulkan agar regulasi TKDN untuk kendaraan rendah emisi lebih fleksibel guna menarik investasi dan mempercepat adopsi teknologi ramah lingkungan.

Menperin menyambut positif usulan tersebut dan menyatakan bahwa pemerintah terbuka untuk mendiskusikan relaksasi TKDN secara selektif dengan tetap menjaga arah kebijakan industrialisasi dalam negeri.

Tak Ada PHK di Indonesia

Baca Juga: Penjualan Mobil di Semester Pertama Anjlok, Daihatsu: Lebih Parah dari Era Covid-19

Dalam pertemuan itu Menperin mengekklaim tiga merek itu berjanji tidak akan melakukan PHK di Indonesia. Janji itu disampaikan setelah Menteri Agus meminta Toyota, Daihatsu dan Suzuki untuk menjaga kondisi industri otomotif Indonesia.

“Maka itu, saya secara khusus meminta agar tidak ada kenaikan harga mobil dan tidak ada PHK di Indonesia. Ini penting demi menjaga daya beli masyarakat dan menjaga lapangan kerja di sektor otomotif, yang merupakan salah satu penopang industri nasional,” ujar Menperin.

Menurut dia, permintaan tersebut disambut positif oleh para petinggi Toyota, Suzuki dan Daihatsu. Mereka memahami kekhawatiran Pemerintah Indonesia dan menyatakan komitmennya untuk menjaga harga tetap stabil dan mempertahankan tenaga kerja di tengah berbagai tantangan global.

“Komitmen mereka kami apresiasi. Ini adalah langkah konkret dalam mendukung stabilitas industri otomotif di Indonesia,” katanya.

Dalam pertemuan tersebut, ia mengatakan juga membahas pentingnya menjaga pasar otomotif domestik agar tetap atraktif dan kompetitif. Pemerintah Indonesia sendiri sedang mengupayakan berbagai langkah deregulasi dan insentif fiskal untuk mendorong iklim investasi di sektor otomotif ini.

Menperin menekankan bahwa kolaborasi erat antara pemerintah dan prinsipal otomotif menjadi sangat penting untuk memastikan keberlanjutan industri dan kesejahteraan tenaga kerja di Indonesia. Dengan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan penyerapan tenaga kerja, industri otomotif menjadi sektor strategis yang harus dijaga bersama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI