Ia menjadi lebih dari sekadar kata-kata, tetapi juga sebuah tradisi yang menguatkan ikatan antarmanusia.
Ketika mengucapkannya kepada seseorang, ada sesuatu yang lebih dari sekadar kebiasaan.
Ada harapan bahwa hubungan yang mungkin sempat retak bisa kembali utuh.
Ada keinginan untuk membuka lembaran baru dengan hati yang lebih bersih.
Ada makna bahwa setelah perjalanan panjang Ramadhan, seseorang tidak hanya kembali kepada kesucian spiritual, tetapi juga kembali kepada esensi kemanusiaan untuk saling memahami, saling menerima, dan saling memaafkan.
Lalu bagaimana hukumnya mengucapkan hal tersebut?
Ulama besar yang juga ahli fiqih dan dakwah terkemuka di dunia Islam, Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin rahimahullah, pernah ditanya tentang hukum mengucapkan selamat pada hari raya.
Ia menjawab bahwa mengucapkan selamat diperbolehkan, dan tidak ada ucapan khusus yang diwajibkan, asalkan tidak mengandung dosa.
Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa jabat tangan, berpelukan, dan saling mengucapkan selamat setelah shalat ‘Id diperbolehkan.
Baca Juga: Arus Balik Lebaran 2025 Apakah Ganjil Genap Berlaku? Cek Jadwal dan Titiknya
Karena hal itu merupakan adat dan bukan ibadah. Selama tidak ada larangan syariat, semua itu dibolehkan.