Suara.com - Puasa Tasu'a 2025: Amalan Spesial di Bulan Muharram, Jatuh pada Sabtu 5 Juli 2025
Memasuki tahun baru Islam, semangat untuk menjadi pribadi yang lebih baik kembali membara.
Salah satu bulan yang paling istimewa untuk memulai lembaran baru adalah Muharram, bulan pertama dalam kalender Hijriah yang dijuluki sebagai Syahrullah (Bulan Allah).
Di bulan penuh kemuliaan ini, terdapat satu amalan puasa sunnah yang sangat dianjurkan, yaitu Puasa Tasu'a.
Bagi kamu yang sudah berencana untuk menjalankan ibadah ini, penting untuk mencatat tanggalnya.
Insya Allah, Puasa Tasu'a pada tahun 2025 akan jatuh pada hari Sabtu, 5 Juli 2025, yang bertepatan dengan tanggal 9 Muharram 1447 Hijriah.
Lalu, apa sebenarnya Puasa Tasu'a itu? Mengapa ia begitu dianjurkan, dan bagaimana hukumnya jika pelaksanaannya jatuh pada hari Sabtu?
Yuk, kita bedah tuntas dalam artikel ini
Apa Itu Puasa Tasu'a? Lebih dari Sekadar Pengiring
Baca Juga: Jadwal dan Niat Puasa Tasua dan Asyura 2025: Panduan Lengkap Versi Muhammadiyah dan NU
Secara sederhana, Puasa Tasu'a adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 9 di bulan Muharram.
Kata "Tasu'a" sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti "kesembilan".
Puasa ini seringkali disebut sebagai "pasangan" atau pengiring dari Puasa Asyura, yang dilaksanakan keesokan harinya pada tanggal 10 Muharram.
Meskipun sering dianggap sebagai satu paket dengan Puasa Asyura, Puasa Tasu'a memiliki sejarah dan tujuan tersendiri yang sangat mendalam, yang menunjukkan betapa sempurnanya ajaran Islam.
Sejarah di Balik Puasa Tasu'a: Kisah Pembeda Umat
Kisah dianjurkannya Puasa Tasu'a tidak bisa dilepaskan dari Puasa Asyura.
Ketika Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah, beliau mendapati kaum Yahudi berpuasa pada hari 'Asyura (10 Muharram).
Mereka melakukannya sebagai bentuk syukur atas diselamatkannya Nabi Musa AS dan kaumnya dari kejaran Firaun.
Nabi Muhammad SAW kemudian bersabda, "Kami lebih berhak dan lebih utama terhadap Musa daripada kalian."
Lalu beliau berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa juga.
Namun, Rasulullah SAW selalu ingin umatnya memiliki identitas dan syariat yang khas, yang membedakannya dari umat-umat terdahulu.
Menjelang akhir hayatnya, beliau bertekad untuk menambahkan puasa satu hari sebelumnya untuk membedakan puasa umat Islam dengan puasa kaum Yahudi.
Tekad ini terekam dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma:
"Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa, mereka berkata, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya hari ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.' Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 'Jika aku masih hidup pada tahun depan, sungguh aku akan berpuasa pada hari kesembilan (Tasu’a).'" (HR. Muslim).
Sayangnya, Rasulullah SAW wafat sebelum tahun berikutnya tiba. Namun, tekad kuat beliau ini menjadi dasar disunnahkannya Puasa Tasu'a sebagai penyempurna Puasa Asyura.
Keutamaan dan Manfaat Puasa Tasu'a
Dari sejarah di atas, kita bisa melihat beberapa keutamaan utama dari menjalankan Puasa Tasu'a:
Menjadi Pembeda (Mukhalafah): Keutamaan paling utama adalah untuk menyelisihi atau membedakan ibadah kita dari kebiasaan Ahli Kitab (Yahudi), sesuai dengan keinginan Rasulullah SAW.
Menyempurnakan Puasa Asyura: Dengan berpuasa pada tanggal 9 Muharram, kita menyempurnakan ibadah kita dan mendapatkan keutamaan Puasa Asyura (yang dapat menghapus dosa setahun yang lalu) dengan lebih lengkap.
Bentuk Kehati-hatian: Berpuasa pada tanggal 9 membantu memastikan kita tidak salah dalam penentuan tanggal 10 Muharram, mengingat penentuan awal bulan terkadang bisa berbeda.
Meraih Pahala Berlipat: Melaksanakan puasa di bulan Muharram, yang merupakan bulan Allah, secara umum mendatangkan pahala yang besar, sebagaimana puasa terbaik setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram.
Niat Puasa Tasu'a
Niat adalah kunci dari setiap amalan. Kamu bisa berniat di dalam hati pada malam hari sebelum fajar. Berikut adalah lafadz niat yang bisa kamu ucapkan:
نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُوعَاءَ لِلهِ تَعَالَى
Bacaan Latin: Nawaitu shauma Taasuu'aa-a lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Saya niat puasa Tasu'a karena Allah Ta'ala."
Jika kamu lupa berniat di malam hari, para ulama memperbolehkan untuk berniat di pagi hari hingga sebelum waktu Dzuhur (zawal), asalkan kamu belum makan, minum, atau melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak fajar.
Puasa Tasu'a 2025 Jatuh Hari Sabtu, Bagaimana Hukumnya?
Ini pertanyaan penting! Ada hadits yang melarang untuk mengkhususkan hari Sabtu untuk berpuasa.
Lantas, bagaimana jika Puasa Tasu'a jatuh tepat di hari Sabtu seperti pada 5 Juli 2025 nanti?
Tenang, para ulama telah memberikan penjelasan yang sangat jelas. Larangan tersebut berlaku jika seseorang sengaja dan tanpa sebab mengkhususkan hari Sabtu untuk berpuasa.
Namun, jika puasa pada hari Sabtu itu bertepatan dengan puasa sunnah yang dianjurkan (seperti Puasa Arafah, Puasa Asyura, Puasa Tasu'a, atau puasa Daud), maka hukumnya diperbolehkan, bahkan dianjurkan. Niat kita berpuasa bukan karena "hari Sabtu"-nya, melainkan karena hari itu adalah "tanggal 9 Muharram".
Jadi, jangan ragu! Menjalankan Puasa Tasu'a pada hari Sabtu, 5 Juli 2025 adalah amalan yang sangat baik dan dianjurkan.
Jangan Lewatkan Kesempatan Emas Ini
Puasa Tasu'a bukan sekadar puasa biasa. Ia adalah cerminan dari semangat untuk mengikuti sunnah Nabi, menyempurnakan ibadah, dan menunjukkan identitas kita sebagai seorang Muslim.
Yuk, tandai kalendermu sekarang juga! Siapkan dirimu untuk menyambut Sabtu, 5 Juli 2025 (9 Muharram 1447 H) untuk meraih keutamaan Puasa Tasu'a, dan melanjutkannya dengan Puasa Asyura pada hari Ahad, 6 Juli 2025. Semoga kita semua diberikan kekuatan dan kemudahan untuk mengamalkannya. Aamiin.