Dengan kata lain, aktivitas mereka di kelompok militan telah memperkuat status, pengaruh, dan kekuatan mereka - sesuatu yang mereka tidak bisa dapatkan sendirian.
Banyaknya kiai kecil menjelaskan perkembangan pesat kelompok militan di Jawa Barat.
Kelembagaan yang lebih kuat di Jawa Timur
Di Jawa Timur, situasinya jauh berbeda.
Survei pendapat menunjukkan perilaku terhadap moral dan agama minoritas secara umum hampir sama di seluruh daerah-daerah di Jawa.
Penelitian terbaru juga memperlihatkan bahwa pengikut NU yang sebagian berada di Jawa Timur sama tidak tolerannya dengan yang kaum Muslim lain, bahkan dalam beberapa kasus jauh lebih intoleran.
Akan tetapi, mobilisasi militan jauh lebih kecil di Jawa Timur.
Di sini, bukan ideologi, melainkan lembagalah yang lebih penting: kiai punya pesantren besar, punya jaringan kuat antarkiai, dan tidak bersaing untuk mendapatkan pengikut serta perhatian publik.
Struktur kelembagaan ini cenderung menahan upaya-upaya kiai untuk bergerak sendiri dan menjadi lebih menonjol dari lainnya.
Baca Juga: Sentil Gus Nur, Politikus PKB: Ngaji Tak Bisa, Apa Layak Disebut Ulama?
Cara untuk memperoleh pengaruh dan kekuatan di Jawa Timur adalah melalui NU dan mendapat posisi pemimpin di berbagai organisasi sayap NU.