"Preferensi saya adalah untuk mematuhi undang-undang negara tempat Twitter beroperasi. Jika warga menginginkan sesuatu yang dilarang, maka buatlah undang-undang untuk melakukannya. Jika tidak, itu harus diizinkan," ujar Elon Musk Mei lalu.
Analis senior Motley Fool Bill Mann mengatakan, ada beberapa perubahan besar yang akan segera terjadi.
Bill Mann, seorang analis senior di Motley Fool, mengatakan kepada ABC News bahwa Elon Musk ingin mengurangi moderasi konten mereka.
Berbicara tentang mengubah Twitter menjadi aplikasi yang segalanya untuk semua orang, Mann dari Motley Fool mengatakan, kamu bisa mengerti mengapa perusahaan mana pun menginginkan ini.
Dia menyebut rencana Elon Musk untuk mengizinkan pembayaran orang-ke-orang di Twitter.
![Ilustrasi Twitter. [StockSnap/Pixabay]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/09/06/56650-ilustrasi-twitter.jpg)
Analis Wedbush Daniel Ives melihat hanya peluang 20 persen bahwa Musk dapat berhasil menjadikan Twitter sebagai platform satu untuk semua.
"Itu akan memakan waktu bertahun-tahun dan banyak tantangan di depan. Kemudian lagi, ada alasan mengapa dia orang terkaya di dunia. Punggungnya telah bersandar ke dinding lagi dan lagi, dan dia sangat sukses, seperti yang kita lihat dengan Tesla dan SpaceX," jelas Ives.
Penutupan transaksi Elon Musk dapat membawa suara yang lebih konservatif ke Twitter, kata Sinan Aral, seorang kapitalis ventura, dan profesor manajemen di Massachusetts Institute of Technology.
Aral mengatakan bahwa mantan Presiden Donald Trump akan "dikembalikan segera."
Baca Juga: 6 Cara Bikin Akun Twitter Kamu Aman dan Terlindungi dari Serangan Phising
Setelah ditendang dari Twitter setelah serangan 6 Januari di Capitol pada tahun 2021, Trump menciptakan platform mirip Twitternya sendiri yang disebut Truth Social yang belum menghasilkan lalu lintas sebanyak yang diharapkan Trump.