Apa yang menyebabkan kecintaan terhadap negara di generasi muda saat ini turun?
Mereka produk dari suatu sistem, bagaimana sistem pendidikannya. Apakah pendidikan ini sebuah sistem pengajaran saja? Kalau sistem pengajaran saja, nggak jadi mereka. Padahal dalam arti pendidikan, termasuk pembinaan personal pribadi, seperti mental dan sebagainya. Kalau sekarang ini sepertinya hanya pendidikan pengajaran.
Maka itu nggak aneh terjadi tawuran antar pelajar. Nah sekarang siapa yang disalahkan? Marilah kita cari formulanya untuk kembali kepada garis yang benar, maka perlu ketegasan. Sekarang Jokowi lumayan punya ketegasan, apalagi dengan program revolusi mentalnya.
Jadi pemimpin nasional itu nggak gampang, tapi Jokowi punya keteladanan. Jadi dengan mudah dia komunikasinya idenya, sekarang bagaimana daerah menjalankan idenya itu. Tantangan besarnya, untuk menjamin komunikasi efektif untuk menjamin daerah satu bahasa dengan dia.
Saat kapan Indonesia mempunyai generasi emas?
Dimulai dari tahun 1928 saat sumpah pemuda, itu generasi paling top. Dulu se-Indonesia ngomong Jawa, begitu dibilang satu bahasa, satu bahasa Indonesia. Itu karena kekokohan pemuda. Setelah itu dilanjutkan dengan segala kegiatan yang memperkuat generasi muda untuk mendukung kemerdekaan.
Pemuda penerus tahun 1928 seperti Soekarno, Hatta, dan Agus Salim sebagai penerus kemerdekaan. Setelah itu tahun 1998 para pemuda menciptakan perubahan melalui reformasi.
Sejak 2007 Anda memimpin Legiun Veteran Republik Indonesia, perubahan apa yang ada hingga saat ini? Khususnya untuk kesejahteraan para pejuang, istri/suami dan keturunannya?
Yang utama, saya berhasil di tahun 2012 melahirkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2012 tentang Veteran RI. Secara konprehensif mencangkup hak-hak kesejahteraan dan hak kehormatan tentara veteran.
Selama ini veteran nggak dijamin, setelah ada UU itu, ada dana kehormatan dan penghasilan melalui tunjangan veteran. Selain itu kegiatan kelanjutan semangat juang veteran lebih didukung.
Dulu kami memperjuangkan dana kesejahteraan veteran di Kabinet Susilo Bambang Yudhoyono. Saya datang ke Istana Kepresidenan, SBY didampingi oleh Menteri Sosial, Mensesneg, Menhan, dan Menkeu. Mereka katakan, bahwa kesulitan utama dalam meningkatkann kesejahteraan bagi para veteran karena kesulitan keuangan negara yang tengah devisit.
Saya bilang, saya harap veteran jangan dikaitkan dengan devisit. Dulu kami tidak pernah menghitung berapa orang yang mati. Akhirnya besoknya keluar dana itu. Kadang perlu cara-cara begitu. Sekarang kami merasa aman dengan undang-undang yang keluar.
Saat itu saya bilang, modal saya cuma 3. Bintang grilya, itu sumbangan saya untuk bangsa, Bintang Mahaputra, dan Medali Perdamaian sebagai panglima pasukan perdamaian PBB di Timur Tengah. Saat itu saya memimpin pasukan dari 7 negara.
Sampai sekarang belum ada jenderal TNI yang meneruskan, satu-satunya hanya saya.
Sekarang saya sudah tidak lagi medengar ada veteran se-Indonesia yang terganggu kesejahteraannya. Atau juga ada berita jika ada veteran yang siang jadi tukang ojek, malam jadi tukang sapu. Kalau ada, akan kita telusuri.
Pernah disusuri, ternyata dia bukan veteran. Dia hanya mengaku veteran karena enak dapat tunjangan. Kalau media bergerak dengan dasar sensasional, nggak akan maju bangsa.
Berapakah jumlah veteran di Indonesia saat ini?
Tidak lebih dari 110 ribu saat ini. Tahun 1957 jumlahnya 1 jutaan. Tiap bulan sampai saat ini yang meninggal 60 orang. Banyak yang meninggal diam-diam, baru belakangan yang diketahui. Angka terakhir dilaporkan 97 ribu orang yang masih hidup.
Jenis veteran ditentukan berdasarkan peristiwa keveteranan. Diantaranya Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia, Veteran Pembela Kemerdekaan Republik Indonesia, Veteran Perdamaian Republik Indonesia, dan Veteran Anumerta Republik Indonesia.
Veteran Pembela Kemerdekaan Republik Indonesia terdiri atas Veteran Pembela Trikora, Veteran Pembela Dwikora, dan Veteran Pembela Seroja. Veteran Anumerta Republik Indonesia terdiri atas Veteran Anumerta Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia, Veteran Anumerta Pembela Kemerdekaan Republik Indonesia, dan Veteran Anumerta Perdamaian Republik Indonesia.
Tunjangan veteran akan diberikan bervariasi tergantung pada golongan. Golongan A mendapat Rp1,6 juta per bulan, sampai terendah golongan E mendapat tunjangan Rp1,4 juta. Bagi Veteran telah mendapatkan hak pensiun, diberikan Tunjangan Veteran sebesar 50 persen dari nominal Tunjangan Veteran yang diterima oleh Veteran Pejuang Kemerdekaan RI dan Veteran Pembela Kemerdekaan RI yang telah menerima hak pensiun.
Selain itu Veteran mendapatka dana kehormatan ini. Untuk mendapatkan dana ini pejuang harus terlebih dulu menerima Tanda Kehormatan Veteran RI. Setiap bulan para veteran akan mendapatkan tunjangan dengan nilai antara Rp1,4 hingga Rp1,6 juta. Besarnya tunjangan disesuaikan golongannya.
Apakah para veteran pernah dimintai masukannya oleh Kementerian Pertahanan atau juga Panglima TNI dalam mengambil kebijakan keamanan strategis?
Nggak, saya menjahui. Karena saya hanya mau menawarkan itu jika didatangi. Kalau tidak datang, saya tidak akan menawarkan. Tapi dalam kenyataan, kami mempunyai forum untuk memantapan pancasila. Melalui itu kita menyampaikan tokoh-tokoh yang berefek pada pajian keamanan nasional. Tapi secara resmi kita tidak menawarkan.
Di usia 90 tahun, Anda masih terlihat sangat sehat. Apa resepnya?
Kalau istri saya bilang, dia yang membuat saya sehat. Tapi pada dasarnya, resep utama keseimbangan antara kesehatan fisik dan pikiran. Saya tidak pernah diganggu di pikiran. Kalau ada masalah yang dihadapi, saya harus yakini masalah itu.
Saya tidak berambisi dan menyerang. Saya gunakan waktu dan cara untuk memetakan masalah itu. Caranya saya pelajari dan waktunya tidak terburu. Jadi dipastikan selesai. Saya tidak pernah frustasi.
Biografi singkat Rais Abin
Letnan Jenderal TNI (Purn) Rais Abin lahir di Kotagedang, Bukittinggi, Sumatera Barat, 15 Agustus 1926. Jenderal Rais pernah kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia Jakarta. Dia pernah sekolah di Seskoad Bandung dan Sekolah Staf Komando Angkatan Darat di Australia.
Karier militer Rais dimulai saat menjadi Wakil Kepala Staf Kodam Udayana Nusatenggara. Namanya mencuat saat menjadi Panglima UNEF atau Pasukan Perdamaian PBB di Timur Tengah tahun 1976 sampai 1979. Setelah pensiun, Rais ditugaskan menjadi Duta Besar RI di Malaysia dan Singapura selama kurun waktu 1981 sampai 1988. Rais juga pernah duduk sebagai anggota MPR pasca reformasi 1999-2004.
Sejak 2007, Rais memimpin Legiun Veteran RI. Di tengah masa tugasnya, Rais pun sempat menjadi Presiden Veteran Confederation of ASEAN Countries (VECOAC) 2010-2012. Rais mendapatkan 4 bintang tertinggi semasa hidupnya, di antaranya Bintang Mahaputera Adipradana, Bintang Mahaputera Utama, Bintang Gerilya, dan Medali Perdamaian PBB.