Tapi saya di sini berusaha untuk melakukan dan berjuang semaksimal mungkin, sebaik mungkin untuk bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia.
Akan bertanding di kelas berapa?
Saya berencana akan main di kelas 41, kemarin terakhir saya di kelas 45 waktu di Jepang. Saya akan kembali lagi ke kelas saya yang waktu terakhir di Brazil, akan turun ke 41, makannya sekarang saya sedang diet super ketat banget, saya harus menurunkan kurang lebih 3 kg, semoga diet saya berhasil.
Jadi sebenarnya mau main di kelas mana saja karena di mana saja itu persaingannya berat. Nomor 41 kg berat, main di 45 kg juga berat. Tapi saya berusaha semaksimal mungkin dan sebaik mungkin.
Pasti butuh penyesuaian...
Ya tentu penyesuaian, sekarang saya alagi proses penyesuaian, kita kalau diet menurunkan berat badan itu otomatis power kita juga turun, itu saya menyesuaikan juga.
Tapi karena saya sudah terbiasa dari beberapa tahun lalu juga sering diet, sebenarnya tidak menjadi masalah yang besar buat saya. Karena saya yakin saya bisa.
Apakah akan seberat saat latihan untuk Paralimpiade?
Kurang lebih sama, apa lagi kali ini kita menjadi tuan rumah ya, pertama kalinya dan semua mata juga memandang dan saya ingin benar-benar bisa memberikan yang terbaik di sini.
Baca Juga: Asian Para Games, Anies Jamin Fasilitas Jakarta Ramah Disabilitas
Cina kemarin di kelas 45 kg itu dia pegang world record di 114 kg, dan dia kuat banget. Saya kemarin angkatan terakhir di 41, makanya sekarang saya ada di rangking dua dunia. Di Asia rangking dua juga karena rangking satunya dari Cina.
Guo Ling Ling (Cina) itu lawan terberat saya di kelas 45 kg, kalau di kelas 41 kg lawan terberat saya Zhe Cui (Cina), peraih medali perak waktu di Rio Brazil, jadi nanti saya 50-50 sama dia.
Kalau dari pelatih itu bukan menargetkan harus mengangkatnya berapa, tapi kalau pelatih harus menargetkan kamu harus bisa nomor berapa, semoga sesuai dengan target.
Fasilitas untuk teman-teman difabel dahulu?
Sangat susah, tapi karena saat itu, saya lupa-lupa ingat, karena saya masih terlalu kecil saat itu. Tapi karena saya selalu sama kakak saya punya pelatih yang luar biasa jadi saya selalu di topang oleh mereka jadi pada saya itu hampir tidak pernah merasakan susah-susah banget gitu ya.
Tapi sekarang saya lihat banyak teman-teman yang angkat berat tapi mereka tidak tahu harus latihan di mana, karena fasilitas, karena nggak ada fasilitas, karena tak ada biaya untuk nge-gym. Jadi dari merekalah saya termotivasi ingin buka gym yang bisa bantu mereka.