Padahal, kata Syahrul, persoalan-persoalan esensial tersebut penting dikemukakan oleh kedua capres agar publik mengetahui secara utuh situasi konkret Indonesia kekinian berikut problematikanya.
Untuk diketahui, Auriga adalah sebuah organisasi non-pemerintah Indonesia yang bergerak dalam upaya untuk melestarikan sumber daya alam Indonesia dan lingkungan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.
Berikut hasil wawancara lengkap Suara.com dengan Syahrul Fitra, mengenai fakta-fakta yang hilang atau luput didebatkan oleh Jokowi dan Prabowo.
Dalam debat kedua, dikemukakan lima tema yakni energi, lingkungan hidup, sumber daya alam, infrastruktur dan pangan. Kalau ditelaah satu persatu, dimulai dari energi, apa yang sebenarnya menjadi masalah utamanya?
Pada sektor energi, tantangan utama Indonesia kekinian adalah, bagaimana negara yang sudah berkomitmen mendorong penurunan iklim menjadi 2 derajat, bisa mengimplentasikannya.
Salah satu pendorong penurunan suhu global yang semakin panas ini adalah mengubah penggunaan energi fosil menjadi energi terbarukan. Tapi di Indonesia ini, hampir 60 persen sumber energi untuk listrik misalnya, masih menggunakan batu bara. Sementara penggunaan sumber-sumber energi terbarukan belum besar, tak sampai 30 persen.
![Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri), Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kanan) dan Ketua KPU Arief Budiman (tengah) menyanyikan Indonesia Raya saat sebelum memulai debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2). [Suara.com/Muhaimin A Untung]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/02/17/45197-jokowi-prabowo-debat-capres-kedua.jpg)
Jokowi sebagai presiden sudah membangun banyak pembangit listrik tenaga angin, kampanye soal energi terbarukan seperti tenaga surya, apakah itu sudah efektif?
Sejauh ini belum maksimal, karena instalasi itu masih terkonsentrasi di sejumlah daerah, belum merata. Apalagi pembangunan instalasi energi terbarukan itu masih skala kecil. Misalnya, tenaga surya, kekinian baru digunakan untuk penerangan lampu jalan, belum dilakukan untuk sumber energi di perumahan.
Kalau soal pangan, Prabowo mantan Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia yang mengklaim dekat dengan petani. Bagaimana menurut Anda program-pogramnya? Tapi secara umum, bisa dijelaskan masalah pangan di Indonesia?
Baca Juga: Sibuk, Meldi Keponakan Dewi Perssik Belum Siap Diperiksa
Kalau dalam sektor pangan, tema yang bisa didebatkan sebenarnya banyak sekali. Dalam debat, Prabowo mempersoalkan impor beras, yakni menyoroti pemerintah yang melakukan impor, padahal petani padi tengah panen. Jokowi lantas menjawab dengan membeberkan data resmi.
Tapi kendalanya adalah persoalan data. Masalah data di Indonesia ini sangat mendasar. Semisal jumlah sawah, pemerintah tak memiliki data konkret berapa luasan produksinya dan sebagainya.
Kalau soal sumber daya alam, apa yang menjadi pokok permasalahan?
SDA ini biasanya dibagi tiga pokok bahasan, yakni kehutanan, perkebunan, dan tambang. Ketiganya memunyai masalah utama yakni korporatisme alias penguasaan lahan oleh korporasi skala besar.
Misalnya kehutanan, hampir 37 juta hektare hutan Indonesia diberikan kepada pemegang konsesi. Dalam bidang perkebunan, ada sekitar 16,8 huta hektare dikuasai korporasi besar. Ini jumlah kebun sawit ya, belum ditambah kebun karet dan lainnya. Dalam dunia pertambangan juga begitu, didominasi oleh perusahaan-perusahaan besar.
Kedua capres tak pernah memperdebatkan persoalan-persoalan itu secara detail