Wayan Suparta: Iklim dan Cuaca untuk Umat Manusia

Sabtu, 23 November 2019 | 12:55 WIB
Wayan Suparta: Iklim dan Cuaca untuk Umat Manusia
Wayan Suparta (Suara.com/Peter Rotti)

Suara.com - Wayan Suparta, ilmuan di bidang aplikasi penginderaan satelit jarak jauh untuk studi cuaca antariksa dan iklim, bencana alam, fisika terestrial, dan pemodelan gangguan satelit. Dia adalah ilmuwan Indonesia pertama yang melakukan penelitian tentang Meteorologi Ruang Angkasa di Benua Kutub, yaitu Antartika dan Artik.

Lewat penelitiannya, Wayan Suparta memberikan pemahaman ke khalayak dunia jika iklim dan cuaca bagian tak terpisahkan dari manusia. Iklim dan cuaca menentukan hajat hidup umat manusia.

Tak banyak yang sadar, tokoh sentral dalam pengembangan konferensi IconSpace dan Konferensi Internasional Teknologi Sains dan Teknologi 2016 itu membuat teknologi jauh lebih maju untuk memprediksi cuaca dan iklim. Bahkan alat yang diciptakan lebih canggih dari alat peramal cuaca Badan Meteorilogi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG.

Alat apa itu? Kepada Suara.com, Wayan Suparta akan mengulasnya.

Suara.com menemui Wayan Suparta di Perpustakaan Universitas Pembangunan Jaya, Tangerang, Banten. Kini, Wayan pulang ke Indonesia setelah puluhan tahun berkarier di Malaysia. Profesor fisika elektro yang menemukan alat parameter cuaca itu juga bercerita di balik cuaca ekstrem di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk di Jakarta.

Berikut wawancara lengkapnya:

Isu perubahan iklim belakangan menguat kembali di Indonesia, terutama di Jakarta karena kasus pencemaran udara dan suhu panas di musim kemarau. Sebenarnya, apa itu perubahan iklim?

Kalau melihat di daerah tropis, masyarakat memandang seperti tidak ada perubahan iklim. Kecuali kalu mereka memaang sudah merasakan sesak napas, dehidrasi, dan kena penyakit diare. Baru mereka merasakan akibat dari pemanasan yang ada. Kalau kita melihat perubahan iklim, itu sebenarnya adalah perubahan cuaca jangka panjang.

Baca Juga: Wayan Suparta Bicara Tentang Perubahan Iklim yang Melanda Indonesia

Jadi perubahan lokal dari beberapa tempat itu bisa menyebar ke kawasan lain yang nantinya bisa mempengaruhi bagian lainnya. Jadi perubahan iklim itu dipengaruhi suhu dan kelembaban.

Di Indonesia bukan dipengaruhi oleh suhu, tapi kelembaban atau hujan. Di situlah yang paling menariknya.

Kalau di bagian negara Eropa, suhu yang mempengaruhi mereka. Mungkin ini dikarenakan kita mempunyai 2 iklim; kemarau dan hujan. Tapi mereka di sana memiliki 4 musim. Jadi kalau dihubungkan dengan kualitas udara, perubahan iklim memang salah satu penyebabnya. Jadi ada pergerakan udara yang dibuat oleh manusia maupun pergerakan udara yang secara alami.

Apakah perubahan iklim ini sudah terjadi di dunia?

Perubahan iklim sudah terjadi.

Buktinya ada gelombang panas tapi belum menjalar ke Indonesia, karena Indonesia terletak di garis ekuator. Jadi karena kita di sini menerima panas yang merata sepanjang tahun. Jadi kita seolah-olah tidak merasakan gelombang panas. Tapi kalau di India, terutama bagian selatan, mereka sampai kulitnya hitam itu karena di sana ada penguapan yang terlalu tinggi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI