Masih sih. Dari dulu nggak pernah berhenti. Itu sebenarnya pilihan pribadi. Jadi edaran dari kampus cuma bilang bahwa, ya, kita masa pandemi, jadi interaksinya harus dikurangi. Tapi nggak ada kayak: ini nggak boleh, itu nggak boleh. Semua tetap officially terbuka.
Tapi jadi kayak mengatur diri sendiri, siapa yang ke lab, siapa yang enggak. Dibebasin. Ada opsi mau work from home boleh, tapi yang kalau pun mau ke lab boleh. Cuma ya, memang dibatasin. Kayak sekarang itu misalnya, dua orang dalam satu lab.
Tapi dengan sistem seperti itu, bisa berjalan efektif? Tidak ada kasus penularan, misalnya?
Sampai saat ini sih efektif. Cuma memang walaupun "nggak terlalu strict", peraturannya tetap kerasa, gitu lho. Jumlah pegawai jadi semakin sedikit. Kantin tutup. Otomatis orang-orang bawa makan sendiri.
Jadi nggak completely lockdown ya?
Enggak sih.
Sejak awal ada pandemi sudah seperti itu aturannya?
Iya, sejak awal begitu. Cuma kan misalnya yang udah punya anak, anak-anaknya kan nggak sekolah karena sekolah tutup. Universitas sampai saat ini belum buka. Jadi untuk pegawai yang punya anak, ya, pasti dikasih kesempatan untuk home office.
Sekarang Susan menjadi peneliti di kampus atau perusahaan?
Baca Juga: Menarik, Tesla Kembangkan Mobil Listrik Rp300 Jutaan
Universitas.