Susana Darma, Peneliti Teknologi Baterai Lithium: Mobil Listrik, SDM Siap?

Rabu, 30 September 2020 | 20:55 WIB
Susana Darma, Peneliti Teknologi Baterai Lithium: Mobil Listrik, SDM Siap?
Ilustrasi wawancara. Dr Mariyam Susana Dewi Darma atau biasa disingkat Susana Darma, peneliti teknologi baterai lithium. [Foto/capture: Rin Hindryati / Olah gambar: Suara.com]

Jadi lebih ke degradation-nya, kenapa misalnya baterai itu kan jadinya terdegradasi dengan waktu. Awalnya misalnya, kalau di handphone satu kali charging kita bisa untuk 24 jam, misalnya, tapi setelah sekian tahun misalnya jadi cuma 12 jam. Kita berusaha untuk mengerti kenapa, underlying mechanism-nya seperti apa.

Jadi, mencari tahu kenapa ada penurunan daya tahan?

Iya, betul.

Sampai sekarang masih fokus di bidang itu, ya?

Masih.

Sudah ditemukankah jawaban mengapa itu terjadi?

Itu sebenarnya faktornya banyak banget. Kalo kita bandingkan misalnya, kita random aja beli bateri di market place, mungkin degradation mechanism-nya itu berbeda dari satu baterai ke baterai lain. Karena komponen baterai itu kan sebenarnya quite complicated. Complex system.

Jadi ada yang namanya katoda atau positive electrode, negative electrode, ada electrolyte. Nah, itu tiga komponen utama.

Electrolyte ini... jadi lithium & battery ini bukan teknologi yang konstan, tapi masih tetap berkembang.

Baca Juga: Menarik, Tesla Kembangkan Mobil Listrik Rp300 Jutaan

Contohnya dari electrolyte aja, faktor additive. Jadi additive-factors itu bisa mempengaruhi performance baterai-nya sangat besar. Nah, itu kan ongoing progress, nggak statis.

Artinya, faktor-faktor ini berbeda antara baterai untuk HP dan otomotif (faktor degradasi), atau ada karakteristik yang secara umum sama?

Mungkin sebenarnya secara... ada underlying mechanism-nya sama, tapi dari satu baterai... Jadi degradasinya itu bisa (disebabkan karena) berbagai faktor dari electrode-nya, dari electrolyte-nya. Dan itu lebih dari 10 faktor.

Terus, jadinya itu kan berkompetisi. Masing-masing itu mungkin kalau baterai dioperasikan dari 3 volt sampai 4,2 volt, dan misalnya dari 3,2 volt sampai 4 volt, itu degradasi mechanism-nya bisa berbeda.

Jadi baterai itu bervoltasi dalam... kita namanya voltage window tertentu, itu mungkin kita meng-highlight degradasi yang tertentu. Kalo misalnya kita ubah voltage window-nya, artinya mungkin kita meng-highlight jadi ada yang dominan, mechanism-nya itu berbeda.

Terus di baterai itu... jadi cell design itu sangat menentukan performance. Jadi cell design itu seperti electro thickness, jadi kita ubah sedikit electro thickness itu bisa mempengaruhi dari performance baterainya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI