Berkaca dari kejadian yang viral itu, lalu apakah benar Tjhai Cui Mie seorang yang arogan seperti anggapan orang-orang?
Kita tidak setiap saat marah. Kita lihat topik juga, ya. Kenapa saat itu marah? Karena saya ditelepon bukan oleh satu masyarakat. Ada masyarakat yang mobilnya ambruk saat melewati drainase. Lalu ada yang bilang talang air sudah dipotong dan ditutup semen.
Artinya, mereka bekerja tanpa melihat kemanfaatan. Mereka tidak bekerja sungguh-sungguh dan dari hati. Awalnya saya tidak mau turun, saya telepon kepala dinas. Akhirnya saya turun. Begitu kita lihat, kita marah, memang makin parah (kondisinya saat itu). Dia bongkar dan lebih turun dari semula, sehingga masyarakat mau masukkan mobil tidak bisa. Itu tidak bagus.
Jadi akhirnya saya bikin pola baru. Begitu mereka menang tender, mereka harus memaparkan. Mereka harus bekerja dengan baik agar tidak dibongkar. Karena jika kita temukan tidak baik, maka akan kita bongkar. Nanti jangan mengeluh (kalau) mereka rugi.
Sehari-harinya, Anda katanya sering hadir ke tengah masyarakat sambil menyalurkan hobi?
Hobi bersepeda memang sudah lama, namun saat ini mulai saya rutinkan lagi. Saya biasa bersepeda, (itu) olahraganya. Saya bersepeda melihat dan mengikuti langsung kegiatan masyarakat.
Misalnya, ikut panen padi bersama masyarakat, setelah itu kita masak dan makan bersama masyarakat. Sehingga saya bisa mendengar keluhan dan kendala masyarakat secara langsung. Dari situ akan diketahui masalah masyarakat.

Setiap minggunya kita turun langsung ke masyarakat, bisa langsung tatap muka. Hal itu sudah sejak dulu. Kita turun juga dengan dinas-dinas. Kita bisa sambil olahraga dan bekerja. Kita bisa berkomunikasi dengan kepala dinas dan anggota dewan.
Memang kegiatan kita bukan hanya sekadar bersepeda, tetapi langsung bertemu masyarakat. Kita jadwalkan, minggu depan ke mana lagi bersama dinas-dinas dan anggota dewan. Tapi (belakangan) karena pandemi, jumlahnya kita batasi juga. Biasanya (jalan) bersama Forkopimda.
Baca Juga: Bandara Semelagi Singkawang Uji Coba Penerbangan, Ini Rute dan Tarifnya
Oh iya, bagaimana cara Anda menghadapi kasus Covid-19 yang saat itu sempat menyerang Anda sekeluarga?
Saya pikir, disiplin penerapan protokol kesehatan secara ketat adalah sangat penting untuk diterapkan. Karena kita sendiri tidak bisa memproteksi diri sampai ke dalam-dalamnya.
Saya sudah menerapkan protokol kesehatan, tapi (kemudian) ada tiga asisten rumah tangga yang positif, karena ada yang baru datang pulang, selesai cuti dan lain sebagainya. Maka dilakukan tracing, ada 18 orang, termasuk ajudan.
Saya waktu itu tidak ada gejala dan tetap beraktivitas. Setelah diswab, saya dinyatakan positif Covid-19. Sebelumnya saya masih rapat dan ketemu untuk makan. Yang untungnya adalah semua yang bertemu saya hasil swabnya negatif.
Intinya adalah, disiplin protokol kesehatan harus terus dilakukan secara ketat. Lalu yang paling penting adalah menjaga imunitas. Kenapa? Karena saya kena, ajudan dan sopir tidak kena. Itu karena imunnya kuat.
Jika imunitas sudah ada, mungkin lebih susah untuk terkena Covid-19. Lalu jika sudah terkena, maka jangan takut dan membaca berita yang mengerikan. Karena itu akan berdampak pada pikiran, yang justru akan berpengaruh terhadap kita.