(Ya) Karena saya banyak mengislamkan di sana. Masih pemuda dibawa ke sini, kalau yang suami-istri di sana ada pesantrennya.
Sejauh ini bagaimana cara mengajak agar orang di NTT mau masuk Islam?
Mereka melihat dari interaksi (bahwa) kita peduli. Saya datang ke sana bagi-bagi sembako ke mereka. Nggak ada misi agama, tapi peduli kemanusiaan. Tapi ternyata, kita bantu mereka, mereka bersimpati ke kita dan menyatakan ingin masuk Islam. Ya, kita Islam-in.
Respon sejauh ini terhadap aktivitas dan perjuangan Anda?
Variasi; ada yang mendukung, (ada yang) membenci dan memusuhi.
Rencana terhadap pesantren atau santri-santri Anda ke depan?
Mereka wajib sekolah dan kuliah, ditargetkan agar bisa dakwah ke kampung halamannya masing-masing. Kalau ilmunya dangkal, bagaimana mau dakwah. Di Sudan (ada) 4 orang (santri), di Iran 3 orang.
Apa pesan perjuangan penyebaran agama Islam dari Anda, ustadz?
Kompetisi penyiaran agama itu kan ketata ya... Supaya waspada, hati-hati, apalagi mereka (agama lain) ditopang dengan materi yang besar. Jangan sampai orang Islam tergiur dengan iming-iming materi.
Baca Juga: Wasis Setya Wardhana: 'Jogo Tonggo' Berbasis Data, Cara Desa Kami Hadapi Covid-19
Terkait perjuangan kita, saya berharap umat Islam peduli dengan perjuangan kita. Membina mualaf ini tanggung jawab kita bersama. Bagaimana (agar) jangan sampai mereka hanya ikrar, tapi dibimbing. Kalau murtad kembali, yang berdosa kita semua.