Epidemiolog Masdalina Pane: Terpenting Aturannya, Jangan Melulu Salahkan Masyarakat

Sabtu, 24 Juli 2021 | 11:55 WIB
Epidemiolog Masdalina Pane: Terpenting Aturannya, Jangan Melulu Salahkan Masyarakat
Ilustrasi wawancara. Epidemiolog Masdalina Pane. [Foto: PAEI/Dok. pribadi, olah gambar: Suara.com]

Hari ini kita-kita mungkin mampu untuk beli masker triple, dua lapis, yang dipakai 4 jam. Tapi coba pada masyarakat kelas bawah kita. Jangankan untuk beli masker, untuk makan saja mereka sudah susah. Jadi apa solusinya, yang harus dibuat oleh pemerintah untuk mereka. Nah itu yang harus dipikirkan.

Kembali ke soal skema PPKM Mikro hasil pemikiran epidemiolog, tapi dicaplok oleh KPC-PEN, gimana ceritanya itu Bu, kalau boleh tahu?

Jadi sejak awal kita sudah katakan, sebenarnya kalau mau membatasi itu, karantina yang paling bagus itu adalah rumah. Karena kalau rumah itu mengawasinya enak. Kalau kita mau karantina wilayah, seperti sekarang besar, PPKM itu akan sulit sekali. Kenapa? Ngawasin satu-satu orang untuk patuh terhadap protokol kesehatan dan lain-lain itu tidak gampang.

Karena itu sebenarnya, kalaupun kita mau lockdown dan katanya kita tidak bisa melakukan lockdown dalam wilayah luas, maka lockdown kita itu dilakukan secara skala mikro dengan kriteria. Apa kriterianya? Kalau sudah lebih dari setengah rumah di RT kita punya kasus konfirmasi dan kontak erat, itu kunci RT tersebut. Kunci itu benar-benar dikunci, jangan biarkan orang keluar-masuk. Jangan cuma nguncinya itu hanya pakai jam malam. Kita tidak bisa bernegosiasi dengan virus untuk mengatakan "kamu nularnya malam aja".

Tetapi (juga) ketika kita mengunci RT tersebut, maka kebutuhan warga itu dipenuhi oleh pemerintah atau dipenuhi oleh masyarakat. Artinya, (bisa) dirikan dapur umum di situ. (Tegaskan) Anda 10-14 hari ini kita kunci enggak boleh ke mana-mana. Kalau di antara Anda mengalami perburukan, langsung laporkan. Lalu dorong ke rumah sakit.

Itu jauh lebih gampang dibandingkan seperti sekarang. Semua orang menjadi carut-marut mencari pertolongan masing-masing. Yang isolasi mandiri di rumah telepon rumah sakit, rumah sakit penuh, telepon ambulans ambulans terbatas. Sehingga mereka menjadi hopeless, dan banyak kejadian perburukan di isolasi mandiri dan karantina mandiri itu. Jadi seolah-olah kita diminta untuk menyelamatkan diri kita masing-masing. Tidak secara sistematis kemudian mereka mendapatkan bantuan terhadap kebutuhan mereka.

Jadi konsep awal PPKM mikro itu begitu. Kalau lebih dari 50% atau 75% dari RT tersebut memiliki kasus konfirm kontak erat, apalagi kalau sudah 100% semua rumah punya, maka itu benar-benar (harus) disebut sebagai lockdown, tidak boleh ada yang keluar-masuk RT tersebut.

Seluruh kebutuhan hidup dasar warga ditanggung oleh desa atau kelurahan, maksud saya, pemerintah. Jadi bukan hanya pembatasan normatif saja. Kan sudah dibatasi, kan sudah pakai jam malam (bukan begitu). Saya nggak mengerti tentang apa namanya konsep jam malam di dalam transmisi ini.

Terakhir, menurut Anda apakah pandemi cukup terkendali (seperti sempat viral setelah diucapkan Menko Luhut --Red)?

Baca Juga: Wawancara Devi Pandjaitan: Daripada Kritik, Ayo Buat Sesuatu Untuk Negara!

Itu nggak usah dijawab lah ya. Nggak perlu dijawab... (Lagipula) Standar terkendalinya (itu entah) apa.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI