Erwin Aksa: Problem Mendasar Kita Saat Ini adalah Pendidikan, Berikutnya Ekonomi

Kamis, 13 Oktober 2022 | 07:08 WIB
Erwin Aksa: Problem Mendasar Kita Saat Ini adalah Pendidikan, Berikutnya Ekonomi
Politikus Partai Golkar Erwin Aksa saat sesi wawancara eksklusif dengan Suara.com di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (4/10/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kembali ke soal menjangkau anak muda tadi. Ada satu partai politik yang menyatakan bahwa untuk menjangkau anak muda butuh politisi muda. Menurut Golkar bagaimana itu?

Yang memilih itu yang dewasa, yang sudah melihat politik dari tahun ke tahun. Milenial Partai Golkar yang terpilih, pemilihnya ya, ibu ibu, bukan kaum milenial. Milenial ini pemilih cerdas. Lihat anak yang akan memilih nanti di ujung, setelah melihat kira-kira partai mana yang sejalan dengan filsafat mereka, yang sejalan dengan keinginan mereka. Jadi yang banyak, pemilih muda ini belum menentukan sikap, gitu.

Jadi belum tentu menempatkan anak muda terus dipilih. Anak mudanya juga harus punya visi, harus punya pengetahuan juga, harus bisa membela rakyat, harus turun juga, harus blusukan, ketemu dengan rakyat, mendengarkan aspirasi mereka. Supaya mereka bisa mengungkapkan aspirasinya. Mereka bisa memberikan pesan bahwa mereka nanti akan menyelesaikan masalah-masalah yang diterima, yang mereka dengar. Artinya [walaupun di] sosmed bagus, tapi belum tentu bisa bagus kalau tidak dibarengi dengan keberadaan mereka dengan rakyat atau blusukan.

Termasuk Anda juga nanti, sama juga bang?

Ya, kita lihat. Kalau partai menugaskan saya untuk maju, ya, kita harus maju. Karena kan partai membutuhkan kursi yang lebih besar, sehingga Golkar bisa menjadi pemenang di Pemilu besok.

Sudah ada gambaran bang, mau maju dari Dapil mana?

Belum tahu.

Sistem Pemilu kita ini kan, salah satunya, ini Golkar berperang setelah informasi bahwa kita sepakat untuk menebang sistem Pemilu kita [jadi] lebih demokratis, langsung, sistem vote terbanyak. Tapi ada politik uang. Orang-orang yang memilih politik uang kecewa, akhirnya mereka kembali juga ke sektarian juga. Nah, Golkar melihat itu nggak bang, sebagai sebuah masalah? Apa yang harus dilakukan?

Persoalan pertama, itu adalah persoalan ekonomi. Jadi kalau ada yang namanya bantuan sosial, ada namanya mereka memberikan, ya, apa pun-lah namanya bantuan, itu kan artinya berupa uang ya. Jadi itu menurut saya, itu karena persoalan utama bangsa ini adalah ekonomi. Lapangan kerja susah, kehidupan susah, harga-harga lagi naik; jadi saya kira [itu terkait] persoalan ekonomi yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Kemudian ketemu dengan Caleg, tentunya ya mereka untuk bisa diajak berdiskusi tentunya. Setelah berdiskusi tentunya biasanya, akan ada yang namanya goodie bag ya. Ya, itu biasa lah, acara-acara juga begitu.

Baca Juga: PDIP Belum Kasih Kepastian Soal Pemilu 2024, Pengamat Nilai Ganjar Pranowo Pilih Jalan Sendiri

Nah, menurut saya ya, yang tadi Anda bilang itu adalah [politik] identitas, di mana-mana itu selalu ada. Indonesia ini yang ada partai berbasis Pancasila dan berbasis religius. Jadi, pasti dua per tiga bangsa ini ada yang ingin bahwa partai religius ini survive, makanya dapat religius. Makanya, yang tadi itu, ada identitas. Di mana-mana, bukan hanya di Indonesia, di luar negeri juga begitu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI