Direktur Corporate Affairs Nestle Indonesia, Sufintri Rahayu: Komunikasi Bukan Cuma Karier, "It's In My DNA"

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Sabtu, 10 Desember 2022 | 07:05 WIB
Direktur Corporate Affairs Nestle Indonesia, Sufintri Rahayu: Komunikasi Bukan Cuma Karier, "It's In My DNA"
Direktur Corporate Affairs Nestlé Indonesia Sufintri Rahayu saat melakukan wawancara khusus dengan tim Suara.com di Kantor Nestle Indonesia, Jakarta Selatan, Selasa (22/11/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

And I’m very active, untuk ikut organisasi OSIS, di bagian kehumasan. Emang udah pengen banget kayak begitu, akhirnya nemu about communication as well.

Jadi setelah lulus SMA, my mission itu emang pokoknya saya mau masuk Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Jadi kalau misalnya di UMPTN, pilihan nomor satu most of it ITB atau UI kan, saya malahan pilihnyaUnpad dulu baru UI. Dan alhamdulillah saya kepilih di UMPTN, dan mulai belajar communication juga secara science gitu.

Dan I really loved it. Saya merasa bahwa one thing that I’m really good at, secara pengalaman, ya communication. Jadi buat saya komunikasi itu bukan cuma sebuah karier, pekerjaan, tapi it’s already in my DNA. I use it also untuk bagaimana mengelola komunikasi saya bersama keluarga. Misalnya sekarang saya punya anak, bagaimana bisa memahami interpersonal communication dengan dia, empathy communication gitu.

Dan saya merasa itu saya yang paling bisa. Jadi kalau misalnya ada yang nawarin saya sekarang gitu, “Bu Fifin, mau jadi Finance Director”, tentu saya bilang saya gak mau gitu. Saya merasa memang saya bagusnya di communication.

Tapi, adakah inspirasi yang membuat Anda menjalani karier ini?

Direktur Corporate Affairs Nestlé Indonesia Sufintri Rahayu saat ditemui tim Suara.com di Kantor Nestle Indonesia, Jakarta Selatan, Selasa (22/11/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Direktur Corporate Affairs Nestlé Indonesia Sufintri Rahayu saat ditemui tim Suara.com di Kantor Nestle Indonesia, Jakarta Selatan, Selasa (22/11/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

Sejujurnya gak ada inspirasi apa-apa, probably more to challenge. Saya tuh waktu kelas 5 SD, ketika naik kelas dan terima rapor, ibu saya dipanggil sama wali kelas. Wali kelas bilang, "Iya, Fifin bagus secara nilai, alhamdulillah selalu ranking 1 atau 2, tapi kuper atau kurang pergaulan. Mainnya sama temen yang itu-itu aja, dan lack of ambition gitu."

Jadi, pas saya sadari dari TK sampai kelas 5 SD, mungkin teman saya bisa dihitung jari gitu. Dan kalau ada tamu datang ke rumah, saya selalu lari, masuk ke kamar, pura-pura tidur, kunci pintu gitu, karena saya takut banget untuk mengenalkan diri kepada orang lain untuk berkomunikasi gitu.

And I’m really comfort, kalau saya bisa berteman sama itu-itu aja. Capek ah kayaknya, ngejelasin lagi siapa nama saya, sukanya apa, gitu-gitu. Bahkan kalau saya kenaikan kelas gitu, saya malamnya gak bisa tidur. Takut deg-degan bakal dipindahkan duduk sama siapa gitu.

Nah, gara-gara challenge itu, ibu saya ngasih feedback ke saya. That’s really my first direct feedback dari seseorang, which is ibu saya. Dan tidak mungkin kalau ibu saya tidak memberi honest feedback kan ya.

Baca Juga: Direktur Jenderal DW Peter Limbourg dan Kepala Biro Georg Matthes Bicara Pentingnya Indonesia di Mata Eropa

Dan saya reflect gitu ya. Anak kelas 5 SD reflecting to herself, dan kemudian, “Ah masa sih, gue kayak gitu. Let’s change it!" Kemudian saya bisa belajar. Although itu sangat sulit sekali.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI