Jadi bagaimana kita bisa meng-combine antara kenyamanan kerja dan kualitas kerja gitu. Don’t get me wrong. Saya itu orangnya tajam, sangat quality, demanding, ambitious, tapi di sisi lain mental health, the comfortability in work, itu nomer satu juga. Kalau kita sakit, unhappy, kita gak bisa deliver. Termasuk sakit itu mentally ya. Jadi saya sangat mendukung women empowerment, bagaimana seorang ibu bisa didesain agar menjadi pribadi sendiri. Bukan ibu Kiandra, tapi seorang Fifin juga gitu.
Dan saya embrace itu ke anak buah saya. Dan melihat teman-teman leadership lain, most of them sama value-nya.
Bu Fifin katanya ingin Nestle jadi tempat berlabuh sampai pensiun. Impact apa yang ingin dibawa?
Pertama, I think Nestle itu banyak sekali cerita yang bagus. Saya merasa to be honest, kita sudah melakukan banyak hal yang good not only for the business but also for individuals, community, for the planet. Cuman kita terlalu pemalu. Jadi saya ingin Nestle ada di sana terus, bersama dengan teman-teman yang lainnya, sharing our story, inspired company yang bisa menginspirasi banyak orang dan konsisten of doing that.
Jadi mengelola reputasi Nestle agar menjadi top leader. Dan tentunya masa saya udah hampir habis, masanya generasi muda. Buat saya mewariskan apa yang sudah saya pahami, dan menjadi greater than great gitu dibanding saya. That is actually my ambition now.
Saya senang banget dengan Gen Z, anak-anak intern, MT, and just want to know how they view about the earth, dan menitipkan planet ini kepada mereka. Menjadikan mereka pribadi-pribadi yang siap dengan challenge di masa depan.
Value apa yang Bu Fifin yakini yang menjadi pendorong selama ini?
Kalau mau di-draw about myself, saya tuh orang yang sangat focus that I wanna to complete it. Kalau saya memulai sesuatu, saya harus menyelesaikan itu dengan baik. Selain itu, saya percaya these whole things, kedatangan mas ke sini, dan saya bisa melakukan banyak hal, itu sudah ada yang mengatur. We do the best that we can do. Satu hal kita lakukan terus menerus, tapi kita percaya banget bahwa segala sesuatu itu sudah ada yang ngatur. Jadi kita serahkan sama Yang di Atas.
Menurut Anda, apa yang harus dipersiapkan oleh generasi selanjutnya?
![Direktur Corporate Affairs Nestlé Indonesia Sufintri Rahayu saat melakukan wawancara khusus dengan tim Suara.com di Kantor Nestle Indonesia, Jakarta Selatan, Selasa (22/11/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/12/06/61168-direktur-corporate-affairs-nestle-indonesia-sufintri-rahayu.jpg)
Saya suka sekali sama anak muda jaman sekarang. They are very smart, cepet banget melakukan banyak hal. Dan karena saya came from a start up technology, saya suka ngikutin mereka juga. Tapi mungkin ada hal-hal yang didapatkan dari pengalaman.
Jadi Gen Z, harus sabar terhadap dirinya sendiri. Mungkin kuncinya itu ya, sabar, untuk bisa akhirnya reach that point. Dan harus bisa be more empathic, terhadap dirinya sendiri, knowing that we are in a growth mindset. Dan kemudian bahwa berkembang itu terus menerus, gak ada salahnya kita gak tau dan terus belajar.
And then lastly, but not least, kita gak tau lagi what is the challenge masa yang akan datang. Jadi kita tetap harus menjaga supaya kita tetap harus positive thinking. Jadi don’t overreacted, oversharing, gampang tersulut gitu lah. Karena memang that is actually the power of kekinian sekarang, karena segala sesuatu sangat cepat, informasi cepat. Jadi kecepatan itu yang menjadi sebuah nilai.
Padahal kalau jaman dulu ada ketepatan. Ada cerdas cermat gitu. It is really good sebenarnya kalau kita apply itu di masa yang sekarang. Kita denger sesuatu, kita cek dulu, ga ada yang instan. Mungkin itu buat teman-teman generasi muda sekarang, tidak ada yang instan. Jadi segala sesuatunya juga harus cepat, tapi tepat, begitu.