Direktur Corporate Affairs Nestle Indonesia, Sufintri Rahayu: Komunikasi Bukan Cuma Karier, "It's In My DNA"

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Sabtu, 10 Desember 2022 | 07:05 WIB
Direktur Corporate Affairs Nestle Indonesia, Sufintri Rahayu: Komunikasi Bukan Cuma Karier, "It's In My DNA"
Direktur Corporate Affairs Nestlé Indonesia Sufintri Rahayu saat melakukan wawancara khusus dengan tim Suara.com di Kantor Nestle Indonesia, Jakarta Selatan, Selasa (22/11/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

Hal itu juga gak terlepas dari lingkungan ya. Nah, lingkungan apa yang dibutuhkan supaya bisa mendukung perempuan di karier?

Kalau ceritain ini, jadi mellow banget ya. Tapi it’s really the real situation. Saya berterima kasih sekali sama suami saya. I really believe bahwa Yang di Atas itu selalu menyatukan couple itu yang sesuai, saya jadi percaya banget. Kalau bukan karena suami saya yang mendukung karier saya, menjadi seorang partner, mungkin saya enggak bisa jadi seperti sekarang.

Suami saya sangat mendukung terus. Kemudian saya punya orang tua yang sangat mendengarkan, tentunya selalu mendoakan saya; dan saya punya anak yang luar biasa pengertian. 

Memang ini tidak mudah. Ada masanya anak saya harus saya tinggalkan karena saya business trip misalnya. Tapi, saya sangat ber-partner dengan suami saya, sehingga we don’t have kayak ibu-bapak role, tapi kita sekarang partnering. Jadi kalau saya tidak ada di rumah, dia berperan sebagai bapak dan ibu, kalau suami saya lagi di luar kota juga, kebetulan suami saya juga orang sibuk, saya berperan sebagai bapak dan ibu. Dan ketika kita bersama lagi, we are celebrating that. Jadi bareng-bareng gitu.

Dan anak saya, itu juga saya ajarkan dari kecil bahwa at the end of the day, kamu akan sampai pada masa di mana kamu harus mandiri. Itu tinggal a matter of time, gitu.

Karena saya dan suami saya bilang ke anak saya, "Kiandra, nanti bunda sama papa akan ditinggal sama Kian nih kalau sudah besar.” Jadi, we all as individual, tapi kita sama-sama bersatu menjadi sebuah keluarga. Itu saya tanamin. By the way, itu anak saya 7 tahun ya. Tapi dia sangat mandiri sih menurut saya.

Jadi anak saya it’s really very easy. Dia bisa attach sama siapa saja yang bisa menjadi inner circle dia di rumah. Jadi ada saya, suami saya, ibu saya, bapak saya yang sudah enggak ada setahun lalu, my driver, my nanny, jadi dia enggak, kalau Bahasa Jawa, enggak bosen gitu ya. Ketika saya kerja, dia akan anterin saya sampai mobil dulu sebelum dia sekolah. Sekarang malahan dia yang ninggalin saya duluan.

Dia bilang, “Bye bunda, nanti pulang jam berapa, I will be waiting for you. Tapi kalau aku udah ngantuk, aku tidur duluan ya bun.” Gitu. But I have commitment with my husband, setiap jam 7 malam, either one of us udah ada di rumah gitu, untuk ngajarin dia.

Jadi saya beruntung punya suami. Jadi kesuksesan itu kuncinya resilience. Pertama kita harus agile, dan ada faktor luck, keberuntungan, dan saya beruntung dikasih Allah suami yang luar biasa supporting.  

Baca Juga: Direktur Jenderal DW Peter Limbourg dan Kepala Biro Georg Matthes Bicara Pentingnya Indonesia di Mata Eropa

Balik lagi tadi alasan memilih Nestle kalau family oriented, yang mendukung kesetaraan gender gitu, mungkin sebagai pimpinan sendiri, ada gak sih kebijakan atau peraturan yang mendukung lebih banyak perempuan berada di posisi yang sekarang?

Nestle secara global itu sangat men-encourage untuk gender empowerment atau gender balance. Secara global sekitar lebih dari 40 persen pimpinan itu perempuan, sudah konsisten, dapat penghargaan dari Bloomberg untuk women empowerment. Di Indonesia sendiri mungkin udah lebih dari target global.

Kami sebutnya di Nestle Indonesia management community, benar-benar balanced antara perempuan dan laki-laki. Di pabrik, selain kita buat pabriknya itu women friendly, juga mempekerjakan perempuan itu sangat balanced. Kayak sekarang pabrik yang mau kita buka di Bandaraya, itu target tadinya 50-50, sekarang udah almost 40 juga.

Dan kantornya memang yang didesain sesuai kebutuhan-kebutuhan karyawan. Termasuk karyawan perempuan. Misalnya ada nursery room. We have regulation kayak parenting leave, buat mom-nya yang baru melahirkan bisa mengambil cuti 6 bulan, bapaknya juga ambil cuti. Meskipun joke temen-temen itu, suka ga diambil karena kerja di kantor tuh lebih ringan dibanding menjaga istrinya yang baru melahirkan.

Direktur Corporate Affairs Nestlé Indonesia Sufintri Rahayu saat ditemui tim Suara.com di Kantor Nestle Indonesia, Jakarta Selatan, Selasa (22/11/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Direktur Corporate Affairs Nestlé Indonesia Sufintri Rahayu saat ditemui tim Suara.com di Kantor Nestle Indonesia, Jakarta Selatan, Selasa (22/11/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

But we have that. Jadi sebelum adanya peraturan yang diaplikasikan, diregulasi pemerintah, kita sudah melakukannya secara globally.

Nah kalau saya sendiri, saya punya pengalaman karena udah cukup lama bekerja ya, jadi I have been through a lot of face in my life. Banyak kolega, atasan, saya bisa memilah antara atasan sesuai hati saya, maupun yang tidak sesuai dengan hati saya. Dan saya merasa bahwa at the end of the day, ketika kitanya happy, growth kita membuncah gitu.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI