Kalau di P&G seperti apa dukungan untuk pekerja perempuan?
Oh banyak banget, di sini cuti melahirkan saja 6 bulan. Saya kebetulan dapat cuti melahirkan tiga tahun yang lalu itu enam bulan. Lalu kalau di pabrik kita itu ada daycare. Itu daycare-nya everyday jadi memang ada ruangan khusus untuk daycare.
Jadi, ibu-ibu yang dateng, yang bekerja di pabrik itu bisa nitipin anaknya dan itu sudah dengan fasilitas yang luar biasa, seperti fasilitas daycare yang ada di Jakarta, dengan pengasuhnya yang sudah siap di situ, dengan standar yang baik sekali.
Sedangkan, kalau di kantor pusat P&G Day Care untuk anak-anak biasanya ada di masa lebaran, namanya Lolly Land. Nah, kalau di masa lebaran saat 'Mbak' pulang dan kita juga masih ada pekerjaan, P&G sudah mempersiapkan Day Care di sepanjang ruangan meeting ini bekerja sama dengan third party.
Enggak cuma untuk karyawan perempuan, bahkan untuk karyawan laki-lakinya kita ada paternity leave sampai dua bulan. Jadi kalau istrinya melahirkan, suaminya diberikan cuti berbayar itu selama dua bulan.
Di P&G, kita ingin sekali para karyawan itu merasa tidak terbebani, every milestone of your life kita pasti akan support. Buat saya pribadi dengan adanya flexibility hours, sampai hari ini pun saya masih bisa mengantar dan jemput anak saya sekolah.
Karena saya bisa punya keleluasaan, bisa meeting jam berapa aja, ke kantor jam berapa aja, sangat fleksibel. Tapi balik lagi yang akan dilihat dari kantor adalah output-nya.
Jadi, banyak banget dari P&G ini yang benar-benar men-support perempuan dan dari segi karir. Jenjang karir pun tidak ada bedanya antara laki-laki dengan perempuan. If you perform, walaupun pernah cuti 6 bulan, if you have the best talent, opportunity akan selalu ada.
Ekosistem seperti apa yang dibutuhkan perempuan untuk mendukung perempuan di dunia kerja?
![Director Of Communications Procter & Gamble (P&G), Ovidia Nomia saat ditemui oleh tim Suara.com di Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (3/2/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/original/2023/02/07/19710-ovidia-nomia-procter-gamble-pg.jpg)
Kalau saya selalu percaya bahwa semua itu berawal dari rumah. Seorang perempuan itu bisa berkarya, bisa mengembangkan capability-nya di luar, ketika di rumah itu sudah aman dan nyaman.
Baca Juga: Debryna Dewi Lumanauw dan Harapan Adanya Kesetaraan Gender serta Kesetaraan Healthcare
Dalam hal ini, nyaman adalah yang pasti satu, kita punya support system yang baik seperti yang membantu mengurus anak dan juga punya keluarga yang mendukung. Suami, orang tua gitu kan jadi saya merasa bahwa semua itu harus berawal dari rumah. Kalau di rumah berantakan itu kerasa banget.
Jadi ketika di rumah anak-anak aman, kita juga punya trust yang baik dengan yang mengasuh, kita juga punya orang tua yang sehat, suami yang juga mendukung, di situ kita pasti bisa berkarya lebih baik. Tapi bukan berarti jika ada sesuatu yang bermasalah kita jadinya nggak bisa ngapa-ngapain ya.
Oleh karena itu, dari situ kita harus juga memiliki lingkungan kerja yang baik dan juga mendukung. Di sini P&G sangat mendukung sekali. Jadi ketika ternyata 'Mbanya' harus pulang, saya harus setengah hari berada di rumah, karena saya harus nganter jemput anak sekolah atau supirnya enggak ada, itu selalu bisa diatur gitu karena bukan berarti bahwa, kalau terjadi hal seperti itu harus dilepas, tidak seperti itu.
Jadi, saya merasa dari rumah itu harus sangat mendukung dulu, di kantor pun lingkungannya fleksibel tidak harus berada di meja dari jam 9 sampai jam 5, bisa bekerja remote atau diberikan keleluasaan untuk bisa bekerja dengan baik di perusahaan.
P&G salah satu perusahaan yang cukup peduli dengan isu kesetaraan gender, kalau di tim bagaimana implementasinya?
Di P&G level direksi sampai saat ini sudah 50:50 laki-laki dan perempuan. Bahkan di level senior manager ke atas itu sudah 50 persen itu laki-laki dan 50 persen perempuan